"Jang, ujang hayu ameng" teriak temanku di depan rumah tuk mengajak aku untuk bermain. Akupun keluar dengan baju bergambar power ranger kesukaanku. Masa-masa kecil dulu merupakan masa-masa yang indah, dimana bermain bersama teman-teman ke pesisir sawah, menyusuri sungai, bermain dan bercanda gurau, tidak jarang juga kaki saling memaki atau bahkan bertengkar.
Apakah anda pernah mengalaminya ? Ataukah anak anda mengalaminya ? Atau mungkin anak sekarang semua anak sudah sibuk dengan gadget masing-masing seraya memainkan game digital kesukaannya. Hmm, masa kecil anak sekarang lebih banyak digunakan untuk permainan yang kurang bersosialisasi ya,hehe.
Apakah anda pernah berpikir, apa sih bedanya permainan dulu sama sekarang ? toh cuma permainan aja kan ?. Tentunya jawabannya berbeda, dilihat dari segi peraturan dan tempatnya. Jika anda merenunginya, maka anda akan menemukan berjuta pelajaran terkait permainan tradisional yang anda mainkan dulu. Emang apa aja sih manfaat dari permainan tradisional ? Kita akan mengambil beberapa contoh permainan tradisional beserta manfaatnya.
Permainan Kelereng
Hayo, siapa yang pernah memainkan ini. Permainan kelereng disebut setinan di derah Jepara dan Nekeran di daerah Sidoarjo serta Kaleci menurut orang-orang sunda. Meski memiliki nama yang berbeda, tapi inti dari permainan ini sama. Yaitu kita bergiliran menembakan kelereng untuk mengeluarkan  kelereng yang ada dalam lingkaran, setelah semua kelereng keluar maka semua pemain akan mencoba menyerang satu sama lain.
Jika ada yang terserang maka hasil tembakan yang terserang tersebut diberikan kepada orang yang berhasil menyerangnya. Lantas, apasih keistimewaan dari permainan ini ? Renungkanlah, apakah permainan ini akan berjalan jika anda hanya seorang diri memainkanya ? Jadi, permainan ini tentunya permainan yang harus dimainkan bersama dan lagi ada kontak langsung dengan teman-teman, sehingga merekatkan hubungan sosialisasi.
Petak Umpet
Ahhaa, siapa yang gak kenal dengan permainan satu ini, permainan yang masih banyak dimainkan saat ini. Tahukah anda, permainan ini dapat meningkatkan kewaspadaan, ketelitian, estimasi dan keberanian, tentunya juga permainan ini tidak dapat dimainkan seorang diri. Permainan ini dikenal sebagai Jemplo singit di beberapa daerah di Jawa Timur dan Ucing Sumput di daerah Jawa Barat.
Egrang
Siapa nih yang pernah jatuh saat bermain egrang ?,hehe. Padahal saya sendiri mengalami hal itu. Permainan ini disebut engrang disekitar Jawa Barat. Permainan ini menggunakan dua tongkat bambu yang diberi penahan kaki di bawahnya, dimana kita bagaikan memakai sepatu hack belasan centimeter.
Dalam permainan ini, kita akan melatih keseimbangan, ketenangan, dan sosialisasi. Kenapa egrang bisa mengikat sosialisasi, karena dari permainan ini akan memunculkan permainan lainnya apabila dimainkan bersama, contohnya beradu siapa yang dapat berjalan paling jauh, paling cepat dan lainnya.
Permainan-permainan diatas hanyalah beberapa contoh kecil dari banyaknya permainan tradisional di Indonesia, permainan tersebut merupakan aset dan warisan budaya bagi kita. Akan tetapi, banyak permainan yang sudah hampir dilupakan oleh anak-anak Indonesia karena tergerus modernisasi
Jika kita renungkan kembali, kebanyakan dari permainan tradisional itu membutuhkan beberapa orang untuk memainkannya, sehingga mengikat tali persahabatan antar anak. Ini akan berakibat baik daripada anak hanya diam di rumah dan menatap layar gadget. Akan tetapi, banyak orang tua yang malah lebih tenang anaknya hanya berdiam diri di rumah dan kurang kontak dengan lingkungannya. Konsekuensinya, anda pasti tahu sendiri maksudnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H