Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Penulis - Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SMS, Segimana Indah sih Kisah Asmara di Masa Muda?

16 April 2019   06:41 Diperbarui: 16 April 2019   07:05 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Teh, ini gratisan sms terakhirku. Maaf ya, ana uhibbu ilaiki" ahh aku teringat sms demi sms yang ku ketik untuk si dia dulu. Dengan berbekal hape "cinitnit", sebuah hape jadul keluaran tahun 2010 lalu, cerita asmara masa muda yang kurajut indah. 

Tanpa kontak fisik, tanpa melihat wajah bahkan bertemupun suatu keajaiban tapi berbekal untaian pesan cinta berisi bait-bait rindu yang kutulis lewat pesan singkat itu sanggup membuat suatu kebahagiaan yang luar biasa. 

Masih teringat ketika dia selalu memberi kabar sebulan sekali dengan untaian pesan berisi kabar dan puisi kerinduan akan kesetiaan. Hmmzt, masa muda memang indah ya.hehe.

Kalo kita bandingkan, para remaja kasmaran dulu sama sekarang sangat jauh berbeda. Dulu, bisa melihat si doi dari jarak 30 meterpun bahagianya minta ampun, eh giliran anak muda sekarang udah minta pegangan tanganlah, ini malah menjalar pada hal yang lain lagi. 

Apabila kita telusuri, cerita asmara dari masa ke masa sangatlah berbeda. Kita mulai dari tahun 1990-an ya, biar gak jadul-jadul amat,hehe. Sempat  aku baca beberapa surat cinta kedua orang tuaku yang ditulis dengan tinta berwarna merah, 

Di surat itu, aku lihat keindahan suatu keteguhan hati dimana saling percaya merupakan hal yang utama. Bayangkan saja, saling berbalas surat dari jarak yang sangat jauh yaitu Banten dan Cianjur, perjalanan mobil saja normalnya 9 jam lamanya apalagi kalo ngirim surat pada zaman itu,hmmm. 

Masuk ke tahun 2000-an dimana handphone sudah mulai dikenal, tapi barang itu masih asing sehingga surat cintalah jalan satu-satunya atau menitipkan salam melalui adik kelas sebagai utusan,hehe. Masuk ke tahun 2005-2015-an ikatan asmara mulai melalui handphone, sms menjadi jalan singkat pengganti surat. 

Akan tetapi, dibatasi oleh jumlah pulsa yang terbatas. Ingat rasanya ketika datang sms darinya yang selalu berisi bait kerinduan dan diakhiri dengan kata " ini nomer punya bapak, jangan dibalas ya". Tapi, ketika kita masuk ke tahun 2016 hingga sekarang maka kasus-kasus aneh mulai tumbuh gara-gara hal naluriyah ini yaitu rasa cinta. Seperti kasus audrey yang masih sangat hot dibicarakan saat ini.

Apa yang salah dengan anak muda saat ini ? Kenapa bisa sampai terjadi hal seperti ini ?

Mungkin kesimpulan saya saat ini adalah karena kualitas komunikasi yang sangat jelek, kok bisa ? Apa hubungannya kualitas komunikasi dengan rusaknya moral anak muda ?.

Apabila kita telaah, komunikasi dulu walaupun dengan jarak yang jauh dan jarang tapi dibarengi dengan rasavkepercayaan yang tinggi sehingga kualitas komunikasinya sanhat tinggi karena adanya unsur kepercauaan. Tapi lihat sekarang ? Banyak orang yang saling menghujat dan mencela, sehingga bagaimana bisa terjalin suatu komunikasi yang berkualitas yang dapat membuat suatu keharmonisan kepada para komunikannya ?

Waktunya kita berbenah diri, tentang bagaimana kita saling menghormati sesama dengan perbedaan yang luar biasa. Contohnya saja musim pilpres sekarang. Banyak sekali yang saling hujat dan merendahkan, padahal tujuan kita sama, yaitu membangun indonesia yang sejahtera. Lantas, kapan bisa sejahtera kalo komunikasi saja sudah susah ? Malah saling hujat melalu status dan kolom komentar di media sosial ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun