Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerimaan Rapor: Sebuah Momentum Evaluasi dan Refleksi

20 Desember 2024   19:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   19:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan menjadi pelik jika interaksi anak terjadi dengan individu atau lingkungan yang kurang tepat. Anak-anak kita dewasa ini bukan hanya diasuh oleh individu atau lingkungan sosial nyata. Disadari atau tidak ruang-ruang maya beserta seluruh entitas digitalnya juga menjadi "pengasuh" bagi anak-anak. Memberikan pengaruh pada perkembangan karakter serta kepribadiannya.

Momentum Evaluasi dan Refleksi

Penerimaan rapor adalah salah satu momentum bagus bagi para guru dan orangtua untuk mendiskusikan kemajuan belajar anaknya. Dalam momen tersebut kedua belah pihak bisa bermusyawarah secara terbuka. Guru menyampaikan perkembangan siswa baik secara klasikal maupun individual. Hal ini menjadi penting karena setiap siswa adalah unik. Memiliki kekhasan masing-masing.

Guru adalah orangtua siswa di sekolah. Maka guru sudah sewajarnya mengenal dan mampu mengidentifikasi seluk beluk perkembangan siswanya secara detail. Positif negatif lebih dan kurangnya disampaikan secara terbuka pada orangtua. Agar orangtua juga memiliki gambaran utuh tentang perilaku anaknya di sekolah.

Disadari atau tidak tugas mendidik anak dewasa ini semakin berat. Bukan saja orangtua guru juga harus bisa mengimbangi tumbuh kembang anak itu sendiri. Guru dan orangtua harus bisa masuk dalam dunia anak-anak agar bisa menjadi teman sekaligus pengawas bagi mereka. Pengawasan terhadap anak tetap diperlukan betapapun sibuknya guru dan orangtua dalam kehidupan sehari-hari.

Anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak bukanlah orang dewasa yang terperangkap dalam tubuh kecil. Anak-anak adalah pribadi unik dengan karakternya masing-masing. Maka tugas mendidik adalah bagaimana cara menumbuhkan karakter baik dan mengeliminasi karakter buruk.

Beragam kendala dan permasalahan anak dalam belajar perlu dicarikan solusinya. Hal ini dikandung maksud agar anak tetap memiliki semangat dalam belajar. Sepengamatan saya banyak anak terkadang sudah membawa beban psikologis dari keluarga. Entah karena faktor kurang perhatian dan kasih sayang, lemah ekonomi, kondisi keluarga tidak harmonis, ini sangat berpengaruh pada proses belajar anak di sekolah.

Tentu persoalan internal keluarga semacam ini di luar jangkauan dari guru untuk dapat mengatasinya. Maka peran orangtua menjadi kunci agar anak tidak terbebani dengan persoalan di dalam keluarga. Masalah-masalah klasik seputar kesulitan ekonomi keluarga nyatanya masih banyak membelit kehidupan masyarakat kita. Ini juga menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi kemajuan dunia pendidikan.

Menciptakan bangsa yang maju dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) unggul sejatinya dimulai dari bagaimana proses pendidikan itu berjalan. Kemajuan pendidikan suatu negara selalu berbanding lurus dengan kemajuan tingkat ekonomi negara tersebut. Beberapa kali presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya kerap mengatakan bahwa masih banyak rakyat kita hidup dalam kemiskinan. Ini juga menjadi pertanda bahwa pendidikan di negara kita belum mencapai taraf kemajuan.

Terbersit dalam hati kecil apakah belum beresnya sistem pendidikan kita yang berakibat pada tingkat kemiskinan tinggi? atau sebaliknya tingkat kemiskinan tinggi menjadi faktor penghambat majunya dunia pendidikan kita? Karena kedua faktor ini sangat berkaitan erat dan saling mempengaruhi.

Penerimaan rapor menjadi momentum penting yang perlu dioptimalkan oleh guru dan orangtua. Bukan hanya sebatas melaporkan perolehan nilai anak selama satu semester tetapi juga menjadi media untuk berkomunikasi terkait perkembangan belajar anak. Guru dan orangtua bisa bersama-sama berdiskusi menyampaikan saran, masukan, bahkan keluhan-keluhan terkait anak itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun