Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melampaui Batasan Kelas, Menjelajahi Dunia Baru Karier Protean untuk Guru

8 September 2024   05:55 Diperbarui: 8 September 2024   06:14 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karier protean guru | Sumber: Dokumentasi pribadi

Menjadi seorang guru sejatinya merupakan pilihan hidup. Pilihan hidup yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran di lubuk hati terdalam. Kesadaran penuh akan sebuah pengertian bahwa menjadi guru di Indonesia bukanlah hal yang mudah. 

Tantangan dan dinamika situasi kerap mewarnai. Kemajuan jaman dengan derasnya laju perkembangan teknologi seakan memiliki dua mata sisi. Sisi negatif dan positif selalu berjalan beriringan.

Guru selalu ada dalam pergulatan situasi itu. Dimana peran guru diperlukan sebagai katalisator kemajuan itu sendiri. Mereduksi dampak negatif kemajuan jaman sekaligus mendorong sisi positifnya. Tidak lain dan tidak bukan agar anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa tetaplah menjadi pribadi baik. Pribadi cerdas, santun serta berakhlak mulia.

Guru dituntut untuk menjadi pribadi yang gemar belajar. Gemar mengembangkan dirinya. Di tengah kesibukan aktivitas mengajar guru juga masih harus sibuk dengan begitu banyak tuntutan administrasi yang menumpuk. 

Kegiatan belajar mengajar pun dewasa ini haruslah dikemas dengan lebih kreatif dan inovatif. Agar terjadi sebuah proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan baik bagi siswa ataupun bagi guru itu sendiri. Kedua pihak harus ada dalam situasi pembelajaran yang sama: bermakna dan menyenangkan.

Guru akan selalu disibukkan dengan rutinitas mengajar. Sepanjang hari mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari seorang guru akan berkutat dengan rutinitas semacam itu. Bahkan jika malam telah tiba guru tidak jarang masih harus mengerjakan banyak hal seperti mengikuti pelatihan online atau mempersiapkan bahan ajar untuk keesokan harinya.

Lalu apakah guru pada akhirnya terjebak dan terkungkung hanya pada rutinitas mengajar? Rutinitas mekanistis yang selalu berulang hampir setiap harinya? Padahal guru sendiri merupakan pribadi yang unik dengan segala bakat dan minatnya. Inilah pentingnya guru untuk keluar dari "bingkai ruang kelas". Dan mulai untuk mengembangkan karier protean guna menyalurkan bakat dan minatnya.

Sekilas tentang Karier Protean

Karier protean adalah konsep modern tentang perjalanan karier yang lebih fleksibel, mandiri, dan berpusat pada individu dibandingkan dengan model karier tradisional yang lebih kaku dan ditentukan oleh organisasi. Jika dianalogikan, karier protean seperti seorang seniman yang terus bereksperimen dan menciptakan karya baru, sedangkan karier tradisional lebih seperti mengikuti resep yang sudah ada.

Secara konvensional seorang guru akan berkarier merangkak mulai dari guru honorer, menjadi guru ASN atau guru tetap yayasan, kepala sekolah, pengawas sekolah dan seterusnya. Ia akan menjalani tahapan karier tersebut dalam waktu yang tidak singkat. Akan tetapi juga tidak semua guru berkesempatan untuk menapaki jenjang karier tersebut.

Ambil contoh misalnya dari seorang guru honorer bisa saja diangkat menjadi guru ASN atau guru tetap yayasan setelah mengikuti serangkaian tes seleksi tertentu. Tapi tidak serta merta nantinya ia juga memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah atau jabatan tinggi lainnya. Hal dikarenakan banyak hal terutama berkaitan dengan urusan birokrasi dan politik kebijakan.

Juga belum tentu setiap guru berminat menduduki jabatan struktural tersebut dengan berbagai macam alasan. Banyak guru yang merasa sudah cukup dengan jabatan fungsionalnya sebagai guru. Mengabdikan diri untuk kemajuan pendidikan indonesia melalui perannya sebagai seorang guru. Its okey, no problem! karena setiap orang memiliki preferensinya masing-masing.

Oleh karena itu menjadi penting bagi para guru untuk mengembangkan dirinya pada hal-hal lain yang juga masih berhubungan dengan profesinya sebagai guru. Dikatakan dalam tulisan di atas bahwa karier protean menawarkan konsep yang lebih fleksibel ibarat seniman terus bereksperimen menggali ide, gagasan dan kreativitas untuk menghasilkan karya baru. Ada keleluasaan untuk mengembangkan ekspresi tanpa harus dibatasi sekat-sekat birokrasi yang rigid dan kaku itu.

Seorang guru bisa menjadi penulis, pembicara dalam seminar-seminar atau pelatihan, pembuat media ajar, konten kreator, peneliti, desainer grafis, konsultan pendidikan, pelatih, penyunting naskah dan seterusnya. Kesempatan itu terbentang luas di era keterbukaan dan digital seperti sekarang. Tentulah akan sangat bijak jika karier protean yang ditekuni sejalan dengan apa yang dilakukan di kelas. Tidak keluar dari bingkai keseharian kita sebagai guru.

Dewasa ini banyak guru youtuber sukses dengan mengembangkan konten seputar dunia pendidikan. Jumlah subscribernya juga luar biasa. Juga banyak ditemui guru-guru yang berhasil menjadi pembicara ulung dalam acara seminar, webinar atau pelatihan bahkan podcast seputar dunia pendidikan. Juga lahir guru-guru inovator yang menghasilkan karya terbaik untuk mendukung kemajuan pendidikan Indonesia dengan hasil karyanya itu semisal buku ajar, aplikasi olah nilai raport, media pembelajaran interaktif dan seterusnya.

Jadi prinsip dasar dari karier protean ini sangatlah leluasa dan dinamis. Yang pada akhirnya membuat guru bisa menyalurkan bakat dan minat dan mendapatkan banyak manfaat darinya. Membentuk citra diri secara positif dan menambah pundi-pundi penghasilan pastinya.

Menapaki Karier Protean

Kreatifitas tanpa batas tidak sekedar terkungkung dalam tembok kelas. Demikian kira-kira semboyan guru protean. Guru kreatif, dinamis dan inovatif. Sejalan dengan arus perkembangan zaman ia tak segan mengembangkan dirinya dalam berbagai hal. Banyak yang bisa dilakukan di luar aktivitas keseharian mengajar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru jika ingin memulai karier protean.

Pertama, seorang guru bisa mulai mengembangkan konsep protean ini dengan merefleksi dirinya sendiri. Apa bakat dan minat yang ingin digeluti dan dikembangkan. Karena setiap pribadi adalah unik. Pasti ia memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Kenalilah itu untuk memulai menapaki karier protean.

Kedua, temukan komunitas yang sama dengan minat dan bakat itu. Dewasa ini sudah banyak grup dan komunitas di berbagai platform sosial media. Guru bisa bergabung dalam komunitas-komunitas itu untuk mengasah bakat dan minatnya. Dengan bergabung dalam sebuah komunitas yang memiliki kesamaan bakat dan minat akan menjadikan suppot system tersendiri. Membuat semangat semakin terjaga dan kreatifitas semakin terasah.

Ketiga, mengikuti berbagai event untuk mengukur dan menguji sejauh mana kemampuan diri. Dengan mengikuti even atau kompetisi membuat guru semakin terpacu untuk bisa berbuat lebih baik lagi. Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki akan diuji dan pada akhirnya memunculkan hasil. Dari hasil inilah bisa dijadikan bahan evaluasi dan refleksi.Terus dan terus belajar agar semakin baik ke depannya.

Penting memiliki semangat dan ketekunan dalam menapaki karier protean. Karena hanya mereka yang semangat dan tekun yang akan berhasil mencapai kesuksesan. Kesuksesan yang didapat tidak hanya sebatas karier formal yang ditentukan organisasi. 

Tapi semuanya itu bisa di dapat melalui jalur informal yang ditekuni dan digeluti dengan serius. Bagaimana tertarik untuk mencoba menapaki karier protean? Selamat mencoba dan selamat berkreasi. Tetap semangat guru Indonesia. Salam blogger persahabatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun