Banyak para guru bersuara lewat berbagai media. Dan yang ramai adalah tentu melalui saluran media sosial. Karena dewasa ini sosial media merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Puncaknya pada Sabtu, 9 Maret 2024 pukul 19.00 WIB sebuah akun Youtube dan Instagram bernama Jangan Jadi Guru mengadakan diskusi atau lebih tepatnya debat publik bertajuk "Pro Kontra Kurikulum Merdeka".Â
Diskusi ini diselenggarakan secara independen oleh akun tersebut dengan menghadirkan masing-masing 3 narasumber dari kubu pro dan kontra. Acara diskusi dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting dan disiarkan secara live streaming di channel Youtube Jangan Jadi Guru.
Sangat menarik karena 6 orang narasumber yang dihadirkan adalah para guru yang sehari-hari aktif mengajar di satuan pendidikannya masing-masing. Yang semuanya juga aktif bersosial media dan memiliki followersnya masing-masing. Dari tim pro agaknya diisi oleh para pengajar praktik dan fasilitator merdeka belajar beliau adalah Pak Abdul Mujib, Pak Rizky Satria dan Pak Usman Djabar.Â
Sementara dari tim kontra diisi oleh beberapa orang guru yang aktif bersuara kritis lewat sosial medianya beliau adalah Pak Alfian Bahri, Pak Ichalago dan Pak Asan Nopek.Â
Menariknya di tim kontra ini Pak Asan Nopek adalah seorang pengajar praktik tapi beliau berdiri di sisi kontra Kurikulum Merdeka. Memang agak lain ini Pak Asan Nopek.
Secara garis besar dapat saya simpulkan bahwa menurut tim pro kurikulum merdeka baik dan sudah sangat tepat. Tim pro berargumen bahwa berdasarkan pengalamannya masing-masing kurikulum merdeka ini membawa perubahan nyata dan berdampak langsung pada siswa.Â
Salah seorang narasumber mengatakan setelah sekolah beliau menerapkan kurikulum merdeka dalam pembelajaran beliau memfasilitasi projek P5 dan salah satu siswa pada akhirnya berhasil menemukan mata air yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.Â
Juga termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat di kabupatennya akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar sumber-sumber mata air tersebut tetap terjaga.
Juga disebut tentang sekolah di tengah hutan yang menyusun visi misinya diberi nama visi misi SMK hutan sesuai dengan letak geografisnya yang berada di tengah hutan.Â