Dewasa ini kita dihadapkan pada situasi yang serba terbuka. Sebagai konsekwensi logis dari berkembangnya globalisasi dan arus kemajuan jaman maka segala informasi dapat tersedia dan dapat diakses dengan mudahnya.Â
Globalisasi di satu sisi membawa dampak baik berupa kemajuan di berbagai lini kehidupan. Tetapi di sisi lain tentu globalisasi juga membawa residu yang jika tidak disikapi dengan bijak maka akan membawa dampak negatif bagi kehidupan itu sendiri.
Kehidupan yang serba maju dan modernis seakan membuat waktu semakin cepat berputar. Setiap orang sibuk dengan urusan dan keperluannya masing-masing.Â
Urusan dan keperluan yang bersifat duniawi tak jarang melalaikan hati. Urusan yang sebetulnya tidak akan ada habisnya sampai tiba waktunya manusia kembali pada Sang Pencipta.Â
Di situlah kiranya diperlukan sebuah pegangan dan pendekatan yang lebih dari aspek spiritual manusia itu sendiri agar hati dan jiwanya tidak kering dan kerontang. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk spiritual. Yang mempunyai naluri untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan Sang Maha Pencipta.
Membentuk generasi yang cerdas dan berakhlakul karimah. Demikian kira-kira semboyan dari SD Negeri 02 Pakembaran. Sebuah sekolah dasar negeri yang terletak di ujung selatan kabupaten Pemalang.Â
Sekolah yang berdiri pada tahun 1985 ini mempunyai visi melekatkan unsur religiusitas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Maka tidak heran dari sekian banyak kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan di SDN 02 Pakembaran setengahnya merupakan kegiatan pembiasaan keagamaan.
Kegiatan Pembiasaan Pagi Sebagai Bentuk Penerapan Disiplin Positif
Dihadapkan pada arus kemajuan dan globalisasi anak-anak kita sejatinya menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam tumbuh kembangnya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak membawa nilai dan budaya yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai keyakinan kita.Â
Di situlah kemudian diperlukan peran yang lebih dari sekolah sebagai institusi pendidikan untuk dapat menjadi soko guru pendidikan. Yang mendidik dan menguatkan karakter anak-anak kita agar tidak keluar dari rel-nya.