Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menilik Fenomena Guru Terjerat Pinjol

7 Januari 2024   15:23 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:01 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jeratan hutang | Sumber : www.thefrugalfarmgirl.com

Demikian pula tentang literasi keuangan serta pendidikan finansial. Yang agaknya masih kurang dipandang sebagai sesuatu yang penting oleh masyarakat kita. Terbukti dari data yang disajikan di atas diketahui ternyata korban pinjol ilegal justru didominasi oleh kalangan guru. Ya guru yang notabene dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia pendidikan dan dunia literasi.

Hanya sayangnya dalam data tersebut tidak dijelaskan secara rinci guru yang dimaksud apakah guru ASN atau guru non ASN. Karena tentu kita tidak bisa menyamakan tingkat kesejahteraan ekonomi diantara keduanya. Di atas kertas sudah barang tentu guru berstatus ASN lebih sejahtera dibandingkan guru non ASN. Guru ASN mendapat gaji dan tunjangan secara rutin dari negara. Berbeda dengan guru non ASN yang mendapatkan honor jauh dari kata cukup.

Literasi tentang keuangan dan pendidikan finansial menurut saya akan lebih baik jika diajarkan sedini mungkin pada anak-anak kita. Kalau perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan kita. Hal ini sangat penting karena kelak jika anak-anak kita sudah tumbuh dewasa maka niscaya mereka akan bergelut dengan pekerjaan dan pengelolaan keuangan serta gaji yang mereka dapatkan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.

Jika anak-anak mendapatkan pengajaran tentang literasi keuangan dan finansial sedini mungkin maka kelak mereka akan cakap dan pandai dalam mengatur keuangan. Manajemen pendapatan dan pengeluaran yang baik, mengenal instrumen investasi yang aman dan prospektif serta berdampak pada pembentukan mindset yang benar dalam mengelola keuangan itu sendiri. Literasi keuangan dan pendidikan finansial yang tepat akan mengantarkan pada kehidupan yang sejahtera. Jangan sampai seperti pepatah lawas : besar pasak daripada tiang. Besar pengeluaran daripada penghasilan. Yang berujung terjerat pinjol ilegal dan investasi bodong. Repotkan?

Ilustrasi jeratan hutang | Sumber : www.thefrugalfarmgirl.com
Ilustrasi jeratan hutang | Sumber : www.thefrugalfarmgirl.com

Guru yang Sehat Jasmani, Sehat Rohani dan Sehat Ekonomi

Menjadi guru dewasa ini memang harus pandai-pandai menjaga kesehatan. Kesehatan yang dimaksud bukan saja menyangkut kesehatan fisik (jasmani) tetapi juga kesehatan psikis (rohani) dan kesehatan keuangan (ekonomi). Tensi pekerjaan sebagai guru di era sekarang yang cukup tinggi dengan berbagai dinamikanya membuat guru harus pandai  mengatur ritme bekerja agar kesehatan tetap terjaga.

Menjaga kesehatan jasmani dengan pola makan dan pola istirahat yang teratur. Dibarengi dengan rutinitas olahraga tentu sangat baik untuk kebugaran fisik guru. Juga perlu diimbangi dengan kegiatan yang menyegarkan hati serta pikiran seperti rekreasi atau sekedar ngobrol dengan keluarga itu juga efektif untuk menjaga kesehatan psikis (rohani) guru agar terhindar dari kejenuhan bahkan stress.

Dan yang tidak kalah penting adalah perlunya sikap dan pola pengaturan keuangan yang benar untuk dapat menjaga kesehatan keuangan atau kesehatan ekonominya. Memang betul diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara saja gaji guru di Indonesia termasuk yang paling rendah. Apalagi jika bicara penghasilan guru honorer. Sungguh masih jauh panggang dari api. Maka isu kesejahteraan guru ini selalu menjadi isu hangat dan terus dibicarakan.

Adanya fenomena merebaknya pinjol ilegal yang menjerat guru dan masyarakat kecil pada umumnya membuat kita tersadar dan waspada bahwa literasi keuangan dan kecerdasan di dalam mengelola penghasilan adalah sangat penting. Pinjol ilegal yang menawarkan berbagai kemudahan ternyata pada akhirnya menjerat para korban. Dan banyak diantara para korban yang tidak kuat, depresi, bahkan harus meregang nyawa karena tekanan dari pinjol ilegal ini.

Semoga kedepan pemerintah, OJK dan pihak lain terkait dapat membuat regulasi yang lebih ketat terkait pinjaman online. Juga mengadakan berbagai edukasi terkait seluk beluk sistem pinjaman online. Sehingga masyarakat juga semakin terlindungi dan semakin melek tentang bahaya pinjol ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun