Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Guru Harus Menulis di Kompasiana?

21 November 2023   16:25 Diperbarui: 21 November 2023   16:27 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akun Kompasiana penulis | Sumber : www.kompasiana.com/priyasahevietikawan

Saat ini sedang marak dan ngetrend istilah guru konten kreator. Konten kreator dimaksud merujuk pada guru yang rajin membuat konten video apapun terkait pembelajaran dan praktik baik dalam kurikulum merdeka khususnya serta membagikannya di berbagai platform sosial media. Bahkan mereka yang rajin membuat konten dan kontennya dianggap bagus serta bermanfaat diundang khusus oleh Kemdikbudristek untuk mendapatkan apresiasi serta pelatihan lebih lanjut.

Dalam bayangan saya, sejatinya pengertian guru konten kreator itu tidak hanya sesempit pada mereka para guru yang membuat konten video saja. Dalam KKBI dijelaskan bahwa konten artinya informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Sedangkan kreator sendiri diartikan sebagai pencipta; pencetus gagasan. Sehingga konten kreator yang dimaksud hendaknya lebih luas lagi pengertiannya tidak terbatas hanya mereka yang bergelut memproduksi video tetapi guru yang rajin menulis atau membuat informasi lain dan disebarkan secara luas juga layak disebut konten kreator. Hanya kontennya berupa tulisan, gambar dan sebagainya bukan video.

Pertemuan Dengan Kompasiana

Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Dan bagi sebagian lain tak jarang menulis menjadi sesuatu yang membosankan. Banyak teman guru bercerita bahwa mereka acap kali kesulitan dalam merangkai kalimat agar menjadi sebuah karya tulisan yang bagus. Tulisannya mbulet alias muter-muter dan tidak mengalir membentuk suatu alur. Maka banyak dari mereka akhirnya malas untuk menulis dan berkesimpulan kalau menulis adalah kegiatan sulit dan membosankan.

Sebetulnya ada banyak cara untuk mengasah dan melatih keterampilan menulis. Diantaranya dengan sering-sering membaca tulisan orang lain. Toh sekarang akses ke media teknologi dan informasi begitu luas dan terbuka. Sumber-sumber informasi dan referensi berserakan dan tersebar dimana-mana. Tinggal kemauan kita saja. Mau mempelajari atau tidak.

Salah satu media dan sumber referensi yang bagus untuk melatih dan mengasah keterampilan menulis para guru adalah Kompasiana. Kompasiana adalah platform blog keroyokan yang bertransformasi menjadi media massa warga. Kompasiana menampung semua tulisan masyarakat dengan berbagai tema. Masyarakat bisa menuangkan ide, gagasan dan opininya tentang apapun di Kompasiana. Tentu dengan mengikuti kaidah aturan dari Kompasiana. Baca di sini.

Kompasiana menampung konten tulisan masyarakat dari berbagai lapisan dan latar belakang. Para penulis profesional juga banyak yang aktif menulis dan bergabung dengan Kompasiana. Juga pejabat negara seperti mantan wakil presiden Pak Muhamad Jusuf Kalla juga kerap aktif menulis di Kompasiana.

Saya sendiri bergabung di Kompasiana pada tanggal 3 Februari 2023. Belum terlalu lama dan termasuk pendatang baru. Saat itu saya melihat Whatsapp status teman guru. Dia memposting link tulisannya di Kompasiana pada Whatsapp statusnya. Saya buka dan baca link itu. Saya melihat banyak tulisan-tulisan penulis lain. Hebat dan sangat inspiratif. Semua orang baik penulis lama maupun baru bisa dengan mudah dan bebas menuliskan segala pikiran-pikirannya di Kompasiana. Menulis tentang apapun dan dimanapun. Jadilah saya tertarik untuk membuat akun di Kompasiana.

Belakangan setelah saya mengikuti salah satu kegiatan pelatihan menulis di bawah naungan PB PGRI, eh ternyata hampir seluruh narasumber dan moderatornya memiliki akun Kompasiana. Wah luar biasa! Ternyata Kompasiana menjadi wadah bagi masyarakat luas untuk menulis dan telah tumbuh menjadi salah satu komunitas dan ekosistem menulis terbesar di Indonesia. Di sini saya banyak bertemu berbagai macam penulis dengan gaya dan karakternya masing-masing. Menulis di Kompasiana membangkitkan semangat dan keasyikan tersendiri.

Manfaat Menulis Di Kompasiana Bagi Guru

Banyak manfaat di dapat dari kegiatan menulis. Apalagi bagi guru sebagai insan pendidik. Guru di era sekarang dituntut untuk terampil menulis. Pada buku 4 panduan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dijelaskan bahwa guru wajib memiliki karya tulis yang masuk dalam unsur publikasi ilmiah dan atau karya inovatif. Sebagai salah satu bentuk kegiatan pengembangan keprofesiannya. Guru dituntut mampu menulis karya ilmiah baik itu berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), menulis artikel ilmiah populer di media massa, maupun menulis buku bertema pendidikan, dan sebagainya. Dan digunakan sebagai persyaratan wajib kenaikan pangkat dan jabatan.

Media menulis dewasa ini sangat banyak dan beragam. Kompasiana sebagai salah satu platform menulis lepas terbesar di Indonesia mempunyai keunggulan dan manfaat yang besar bagi guru-guru yang baru memulai belajar menulis ataupun yang ingin memperdalam dan mengasah keterampilan menulisnya. Berikut beberapa manfaat yang didapatkan guru jika bergabung dan menulis di Kompasiana :

1. Kompasiana menawarkan kemudahan

Salah satu keunggulan Kompasiana dibandingkan dengan media menulis lepas sejenis yang lain adalah kemudahan dalam membuat akun dan mempublikasikan tulisan. Guru dapat membuat akun cukup dengan menyiapkan alamat e-mail aktif dan mengisi identitas sesuai dengan data yang dimiliki. Dalam waktu sebentar akun Kompasiana sudah jadi dan guru bisa mulai menulis apapun dan langsung mempublikasikannya.

Ya tulisan yang dibuat langsung tayang tanpa menunggu waktu berlama-lama. Karena Kompasiana sejatinya adalah media blog. Jadi menulis di Kompasiana semudah kita menulis di blog. Tidak perlu repot-repot mengirimkan tulisan melalui e-mail dan menunggu proses seleksi dan editing dari dewan redaksinya yang kadang memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Setelah tulisan kita tayang maka akan mengalami moderasi. Jika beruntung tulisan akan diberi label "Pilihan" dan berkesempatan menjadi headline atau "Artikel Utama" di Kompasiana.

2. Kompasiana menjadi wadah menuliskan berbagai praktik baik dalam mengajar

Tentu setiap guru mempunyai banyak pengalaman di dalam kesehariannya sebagai pengajar. Berbagai pengalaman dan praktik baik dapat di dokumentasikan dalam tulisan dan diposting ke akun Kompasiana kita. Selanjutnya bisa disebarluaskan dan dibagikan kepada sesama teman guru, siswa atau masyarakat umum melalui berbagai sosial media yang ada.

Tulisan-tulisan yang bermanfaat akan menginspirasi rekan guru lain atau siswa kita. Menambah wawasan dan menebar kebaikan melalui tulisan kita. Apalagi di era kurikulum merdeka ini guru didorong untuk bisa berbagi dan berkolaborasi berbagai praktik baik dengan sesama.

3. Menulis di Kompasiana sama artinya menabung

Menabung yang dimaksud bukanlah menabung uang. Tetapi menabung tulisan. Tulisan-tulisan dalam satu jalinan tema yang diposting di Kompasiana kelak jika jumlahnya sudah mencukupi bisa diikat dan dijadikan satu buku. Ini bermanfaat untuk pemenuhan persyaratan publikasi ilmiah dan atau karya inovatif untuk kenaikan pangkat guru. Jadi selain bisa mengasah keterampilan menulis, guru juga mendapat manfaat lainnya yang langsung berdampak pada karier keprofesiannya sebagai guru.

4. Menulis di Kompasiana bisa dijadikan salah satu media pembelajaran

Bayangkan jika pada suatu ketika guru akan mengajar dan materi pelajaran sebelumnya sudah ditulis dan diposting di Kompasiana. Maka tulisan guru bisa menjadi salah satu referensi belajar bagi siswanya. Materi itu bisa diakses siswa saat di kelas dan dijadikan bahan diskusi atau bahan belajar di hari itu. Dan siswa bisa juga sekalian diajak untuk mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan pada kolom komentar pada tulisan tersebut.

Atau lebih jauh siswa bisa diajak untuk membuat akun Kompasiana untuk mereka berlatih menulis ringan seperti membuat puisi, menulis pantun, menceritakan pengalaman sehari-hari, atau berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran dan linkya bisa dibagikan kepada guru melalui grup Whatsapp. Menarik bukan?

5. Menulis di Kompasiana sama artinya belajar dan berbagi

Seperti apapun tulisan kita dan betapapun tulisan itu masih banyak kekurangannya saya yakin jika diposting di Kompasiana pasti akan ada pembacanya. Dengan catatan tidak melanggar syarat dan ketentuan dari Kompasiana. Apalagi jika tulisan kita baik, menarik dan inspiratif maka akan semakin bertambah viewers kita. Guru bisa belajar dan berbagi dengan guru penulis lain di Kompasiana terkait tema seputar pendidikan. Mengasah keterampilan menulis dengan membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari guru penulis lain. Orang berada mungkin berbagi dengan harta. Orang biasa berbagi dengan apapun yang dipunya. Dan guru penulis berbagi dengan tulisan-tulisannya.

Menutup tulisan ini, saya teringat ucapan salah satu teman guru yang juga penggiat literasi, ibu Arofiah Afifi, S.Pd., beliau berkata, "Mungkin saat ini kita tidak mampu membayangkan akan jadi penulis macam apa kita ke depan. Namun jika kita mau komitmen, setahun dua tahun kita sudah bisa melihat hasil di luar bayangan dan ekspektasi kita."

Selamat menulis untuk bapak ibu guru hebat. Tulisan sekecil apapun asalkan itu baik pasti bermanfaat bagi banyak orang. Mari menulis di Kompasiana dan sebarkan kebaikan ke seluruh dunia. Salam hangat untuk guru Indonesia dan salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun