Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Film

Jiraiya Vs Nagato: Guru Gagal Atau Murid Bengal?

19 November 2023   11:28 Diperbarui: 27 November 2023   18:35 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dua momen kematian paling menyedihkan dan mengaduk-aduk perasaan dalam anime Naruto adalah kematian Uchiha Itachi dan kematian guru Jiraiya. Uchiha Itachi mati setelah bertarung melawan adiknya sendiri Uchiha Sasuke di markas klan Uchiha. Itachi mati bukan lantaran kalah dari Sasuke tetapi karena penyakit yang telah lama dideritanya kambuh di tengah pertarungan. Itachi sudah menyadari itu sedari awal dan memang dia sudah mempersiapkan kematiannya sendiri untuk membangkitkan kekuatan terbesar dalam diri Sasuke yaitu Mangekyo Sharingan sebuah Kekkai Genkai atau kekuatan khusus pada mata klan Uchiha. Dan benar saja akhirnya Itachi mati di depan Sasuke dalam pertarungan by one. Sesaat setelahnya Mangekyo Sharingan milik Sasuke bangkit. Itachi berhasil mewariskan kekuatan terbesar pada Sasuke, adik tercintanya itu.

Berbeda dengan guru Jiraiya. Dikisahkan jika Jiraiya adalah seorang Shinobi (ninja) hebat dari negara Konohagakure. Sebuah negeri para ninja dalam anime Naruto yang kuat dan makmur. Jiraiya adalah murid dari Hokage ketiga (Hiruzen Sarutobi). Hokage ketiga adalah pemimpin negeri Konoha yang ketiga. Hokage ketiga memiliki tiga murid yaitu Tsunade Senju, Jiraiya dan Orochimaru. Kelak ketiga murid hokage ketiga ini menjadi sanin legendaris dari negeri Konoha tersmasuk guru Jiraiya. Sanin legendaris adalah gelar dan julukan dalam anime Naruto yang merujuk bahwa ketiga tokoh tersebut memiliki kekuatan dan keistimewaan kemampuan dalam ilmu shinobinya. Bukan ninja kaleng-kaleng.

Dikisahkan pada suatu masa ketiga murid hokage ketiga ini dikirimkan ke sebuah negara kecil bernama Amegakure untuk melaksanakan sebuah misi. Amegakure adalah sebuah negara kecil yang selalu diguyur hujan dan selalu dilanda konflik berkepanjangan akibat dari ketidakstabilan politik di negara itu. Tsunade, Jiraiya dan Orochimaru dikirim ke negara tersebut untuk melaksanakan misi perdamaian dan mengusir para shinobi negara lain yang ingin menguasai Amegakure.

Amegakure bertahun-tahun larut dalam perang yang tidak berkesudahan. Banyak anak-anak menjadi yatim piatu karena orangtuanya mati terbunuh dalam perang. Dan banyak shinobi dari negara lain di sekelilingnya yang ingin menduduki dan menguasai Amegakure. Ternyata okupasi atau pendudukan secara paksa sebuah wilayah tidak hanya terjadi di dunia nyata. Dalam anime atau cerita fiksi hal seperti itu juga ada. Mirip dengan konflik Israel-Palestina.

Saat menjalankan misi di Amegakure inilah Jiraiya bertemu dengan tiga orang anak kecil. Yang saat itu akan dibunuh oleh Orochimaru. Tetapi Jiraiya dan Tsunade melarang Orochimaru membunuh ketiganya. Ketiga anak itu bernama Yahiko, Nagato dan Konan. Kelak ketiga anak kecil yatim piatu ini akan diangkat menjadi murid Jiraiya. Dan Jiraiya banyak mengajarkan ilmu shinobi kepada ketiganya selama jiraiya melaksanakan misi di Amegakure. Oia, dari ketiga murid Jiraiya itu hanya Konan seorang yang perempuan.

Kematian Yahiko

Singkat cerita Jiraiya telah selesai melaksanakan misi di Amegakure. Dan akan kembali ke negeri Konoha bersama kedua rekannya. Jiraiya sudah mengajarkan ilmu shinobi yang cukup kepada ketiga muridnya. Bekal untuk mereka menjaga diri jika mungkin suatu saat bertarung dengan shinobi dari negara lain yang datang ke Amegakure. 

Sepeninggal Jiraiya, Yahiko, Nagato dan Konan tumbuh menjadi shinobi hebat di Amegakure. Mereka bekerjasama dan membentuk organisasi shinobi bernama Akatsuki (organisasi awan merah) bersama para shinobi lain dari Amegakure. Sepak terjang Akatsuki di Amegakure semakin terkenal dengan seringnya aksi mereka yang menghalau shinobi dari negara lain yang ingin mengacau di Amegakure. Akatsuki juga sering melaksanakan misi kemanusiaan dan perdamaian di Amegakure. Karena keberadaan Akatsuki inilah untuk sementara waktu Amegakure berada dalam keadaan yang stabil dan damai.

Sampai tiba suatu masa dimana Amegakure di serang oleh Hanzo si Salamander. Kedatangan Hanzo ke Amegakure adalah untuk menjajah dan menguasi negeri kecil itu. Terjadi pertempuran sengit antara Hanzo dan pasukannya melawan Akatsuki dibawah pimpinan Yahiko, Nagato dan Konan. Dalam pertempuran Konan berhasil disandera oleh Hanzo. Dan Hanzo meminta Yahiko sebagai pimpinan akatsuki untuk membunuh Nagato di hadapan Konan dan teman-temannya yang lain. Tentu hal ini ditolak oleh Yahiko sendiri ataupun Konan. Walaupun Nagato sudah merelakan dirinya dibunuh oleh Yahiko, asalkan bisa menyelamatkan Konan.

Tanpa berpikir panjang Yahiko memeluk Nagato sambil menancapkan pisau Kunai ke dadanya sendiri. Tepat mengenai jantungnya, darah keluar deras dari dada Yahiko. Sesaat sebelum kematiannya dalam pelukan Nagato, Yahiko berbisik agar Nagato menjaga Konan baik-baik dan menjaga perdamaian negeri Amegakure. Yahiko meninggal bunuh diri. 

Betapa marah dan sedihnya perasaan Nagato. Tetapi saat itu justru Hanzo sudah memasang banyak kertas peledak di sekitar Nagato dan jenazah Yahiko. Hanzo ingin meledakkan mereka berdua saat itu juga. Ditengah situasi yang kalut sesaat sebelum kertas peledak meledak akibat kemarahan dan kesedihannya Nagato berhasil membangkitkan kekuatan mata Rinnengan yang mampu menangkis ledakan. Dan mengeluarkan Kuchiyose patung Gedomasu sehingga berhasil menghantam dan mengusir Hanzo beserta seluruh pasukannya pergi meninggalkan medan pertempuran.

Pertarungan Jiraiya Vs Nagato

Kematian Yahiko membuat Nagato, Konan dan anggota Akatsuki yang lain terluka dalam. Kesedihan yang berlarut-larut membuat pikiran Nagato dan Konan sebagai pemimpin tertinggi Akatsuki saat itu kalut. Seiring dengan tumbuh dewasanya mereka berdua dan semakin piawainya Nagato dalam menggunakan mata Rinnengan datanglah Uchiha Obito (Madara). 

Madara mempengaruhi pikiran Nagato dan membuat Nagato berubah pendirian. Kematian Yahiko membuat Nagato kalut dan dengan pengaruh Madara, akhirnya Nagato berpendirian bahwa untuk menciptakan perdamaian di dunia shinobi harus ditempuh lewat jalan kekerasan dan kepedihan. Sejak saat itulah Akatsuki berubah haluan. 

Dari organisasi penjaga perdamaian di Amegakure berubah menjadi organiasasi kriminal paling berbahaya di anime Naruto. Kelak Akatsuki di bawah pimpinan Nagato banyak merekrut Shinobi pelarian dan kriminalis hebat dari banyak negara. Untuk menjadi anggotanya dan mengobarkan perang kepada negara-negara di dunia shinobi anime Naruto. Dendam dan kepedihan akan kematian Yahiko membuat Nagato dan Konan gelap mata.

Kabar tentang aksi kriminal Akatsuki ini akhirnya terdengar sampai ketelinga Jiraiya. Yang saat itu ada di negeri Konoha. Jiraiya mendengar kabar bahwa pemimpin Akatsuki bermarkas di Amegakure negeri tempatnya dulu mendidik tiga orang muridnya. Ingatan Jiraiya langsung tertuju pada ketiga muridnya itu. 

Dia berpikir apakah ketiga muridnya itu sudah mati dibunuh Akatsuki atau masih hidup dan entah kemana. Atas rasa penasarannya Jiraiya kemudian ia meminta ijin kepada hokage kelima untuk melakukan penyelidikan ke Amegakure. Yang menjabat hokage kelima saat itu adalah temannya sendiri Tsunade Senju. Tentu Tsunade yang mengetahui sejarah Amegakure dan kekejaman Akatsuki awalnya melarang Jiraiya untuk pergi ke sana. Tetapi Jiraiya mendesak karena ia terbawa dengan nalurinya sebagai seorang guru. Guru yang dulu pernah mendidik tiga orang di Amegakure menjadi shinobi hebat. Dengan berat hati dan berlinang air mata akhirnya Tsunade mengijinkan Jiraiya.

Sampailah Jiraiya di negara Amegakure. Dia berkeliling kesana kemari untuk mencari informasi apakah betul negeri Amegakure sudah dikuasai pemimpin Akatsuki. Dia terdorong rasa penasarannya akan keberadaan ketiga muridnya. Sampai suatu ketika keberadaan Jiraiya di Amegakure diketahui oleh Nagato dan Konan. Terjadilah pertarungan Jiraiya melawan Konan. Jiraiya tidak asing dengan penampilan dan jurus yang dimainkan Konan. Karena dialah yang mengajarkan teknik-teknik dasar jurus itu kepada Konan. Konan terdesak dan hampir kalah. Sepanjang pertarungan Jiraiya menanyakan keberadaan Yahiko dan Nagato, tapi  konan tidak menjawab sepatah kata pun juga.

Konan terdesak dan hampir kalah di saat itulah Nagato bersama keenam Pain muncul untuk membantu Konan dalam melawan Jiraiya. Pertarungan dahsyat terjadi jual beli serangan dan jurus terjadi sepanjang pertarungan. Sampai tiba pada suatu momen dimana Jiraiya mengetahui bahwa yang menjadi pimpinan Akatsuki dan tokoh di balik layar itu semua adalah Nagato. Nagato menjadikan tubuh Yahiko semacam Zombie dan mengendalikannya dari jarak jauh dengan menggunakan kekuatan mata Rinnengan.

Semakin memuncak kemarahan Jiraiya. Di tengah pertarungan dia sudah diingatkan oleh dua ekor katak yang membantunya untuk segera pergi dan mengakhiri pertarungan ini. Karena jika dilanjutkan resikonya Jiraiya akan terbunuh. Tetapi Jiraiya gigih melanjutkan pertarungan itu. Karena Jiraiya berpikir adalah tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru untuk meluruskan murid-muridnya yang salah jalan. Meskipun dia harus kehilangan nyawanya sendiri. Pertarungan berakhir dan Jiraiya kalah mati terbunuh oleh Nagato dengan keenam pasukan Pain. Sesaat sebelum meninggal Jiraiya menuliskan pesan di punggung katak pembantunya. Pesan itu akan dikirimkan kepada muridnya yang lain yaitu Naruto agar kelak Naruto bisa mengembalikan jalan pikiran Nagato kakak seperguruannya ke jalan yang benar.

Prinsip Jiraiya Dalam Konteks Pendidikan Kekinian

Menilik pada konsep tripusat pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan sejatinya merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat (negara). Dewasa ini tidak dipungkiri banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan perilaku murid-murid. Pembulian, maraknya murid yang merokok, penggunaan sepeda motor ke sekolah yang semestinya belum diperbolehkan, tawuran antar pelajar, murid yang menempeleng dan membacok gurunya sendiri dan kenakalan-kenakalan remaja yang lainnya. Guru sebagai insan pendidik memang bertugas untuk menanamkan nilai budi pekerti luhur kepada muridnya. Menanamkan akhlak dan karakter mulia sehingga murid diharapkan bisa menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter baik.

Guru juga dibekali dengan berbagai macam pendekatan untuk menanamkan karakter ataupun meluruskan hal-hal yang bengkok dalam diri muridnya. Misalnya dengan konsep segitiga restitusi yang sekarang tengah digaungkan di era implementasi kurikulum merdeka. Tetapi kembali lagi bahwa murid itu sendiri adalah subjek hidup. Ia bisa belajar dan mencontoh dari siapa saja dan dari mana saja.

Jika menilik pada konsep tripusat pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara, guru dan sekolah hanyalah menjadi satu bagian kecil dari keseluruhan bagian yang ada. Guru dan sekolah manapun pasti mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan budi pekerti luhur dalam pembelajarannya. Tetapi apakah itu semua juga sinergi dengan keluarga dan kondisi sosial masyarakat itu perkara lain. Sekolah memang sejatinya menjadi miniatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Tapi terkadang acapkali apa yang diajarkan di sekolah justru tidak sama dan sebangun dengan apa yang murid-murid temui dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Terutama dalam konteks penanaman nilai karakter dan budi pekerti. Ada kontradiksi antara penanaman budi pekerti di sekolah dengan fakta realita di tengah masyarakat.

Ambil contoh, sekolah manapun jelas melarang muridnya untuk merokok karena merokok itu merugikan kesehatan. Faktanya banyak ditemui murid-murid yang sudah gemar merokok sedari kecil. Karena di tengah masyarakat juga rokok dijual dengan bebas. Siapapun boleh membeli asal punya uang. Tidak perduli dia kecil, besar, laki-laki, perempuan, anak sekolah atau orang umum, bebas saja. Yang penting punya duit.

Contoh lain misalnya. Maraknya remaja SMP yang membawa sepeda motor ke sekolah padahal mereka belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor. Bahasa gampangnya belum mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM). Tapi faktanya banyak remaja SMP sederajat jika berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sekolahnya mungkin tahu dan pasti tahu tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah membudaya. Apalagi ditambah dengan masyarakatnya yang mengambil keuntungan dengan menyediakan lahan parkir misalnya. Dealer-dealer sepeda motor juga sangat gencar mempromosikan penjualan motor dengan berbagai macam kemudahan-kemudahannya. Masyarakat akhirnya tergiur untuk membeli dan membiarkan anaknya menggunakan sepeda motor meskipun belum cukup umur. Selesai sudah. Yang penting cuan, praktis, simple meskipun mengabaikan norma-norma yang ada.

Apa yang dilakukan Jiraiya dalam konteks cerita di atas sejatinya memang adalah bagian dari tanggung jawab moral seorang guru pada muridnya. Tetapi harap diingat bahwa tanggung jawab untuk mendidik murid ataupun anak-anak bukannya semata tanggung jawab seorang guru saja. Ada tanggung jawab dan peran bersama antar keluarga, sekolah (guru) dan masyarakat. Menilik kembali teori Tabula Rasa milik John Locke bahwa seorang anak diibaratkan seperti kertas putih. Dia akan menjadi merah, kuning, hijau atau berwarna warni karena pengaruh lingkungan-lingkungannya. Maka sudah menjadi tugas dan kewajiban kita bersama untuk bersinergi menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif untuk tumbuh kembang anak-anak kita. Akhir dongeng saya teringat kalimat mutiara dari KH. Maimoen Zubair, beliau berkata, "Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan kadang hati teruji kesabarannya, namun hadirkanlah suatu gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga."

Semoga kita berkahi kesabaran dan keikhlasan di dalam mendidik murid-murid kita yang semakin banyak tantangan dan hambatannya. Tetap sehat dan tetap semangat. Salam hangat untuk semua guru Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun