Kerap pada jaman dahulu karena begitu besar dan mulianya jasa guru, maka guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Apakah betul seperti itu? agaknya sebutan pahlawan tanpa tanda jasa disematkan agar guru merasa bangga dengan apa yang sudah dilakukan selama ini sebagai perbuatan mulia tanpa perlu mengharapkan pamrih sebagai bentuk keikhlasannya.Â
Sebetulnya penyebutan sosok guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini secara tidak langsung mendegradasi peran dan martabat guru itu sendiri. Guru ya guru. Dia sosok mulia yang menjalankan tugas keprofesian mendidik, mengajar dan mencerdaskan bangsanya. Dia sosok panutan yang digugu dan ditiru, menjadi contoh dan menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya.
Jadi penyebutan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut sudah tidak lagi relevan dengan konteks perkembangan jaman sekarang. Itu hanyalah propaganda dan akal-akalan dari pemerintahan orde baru yang saat itu berkuasa. Yang menjadikan guru sebagai alat dan komoditas politik untuk melanggengkan kekuasaan rezim orde baru.
Jaman telah berubah rezim telah berganti. Tanda jasa yang diterima guru sekarang ini juga sudah ada dan cukup untuk mengangkat kesejahteraan hidup guru ke arah yang lebih baik.Â
Dengan adanya tunjangan sertifikasi profesi misalnya, yang konon untuk triwulan 4 sudah mulai dicairkan bulan ini adalah merupakan contoh salah satu tanda jasa atau penghargaan pemerintah terhadap guru, tunjangan jaminan di hari tua, tunjangan jaminan kesehatan, kenaikan gaji dalam periode tertentu, itu semua merupakan tanda jasa dan penghargaan yang sudah selayaknya guru terima sebagai kaum pencerdas bangsa.
Saya lebih sependapat jika guru disebut pahlawan insan cendekia atau pahlawan kaum intelektual. Karena di tangan guru insan-insan terpelajar akan lahir, kaum-kaum intelektual bangsa ini akan terbentuk. Yang menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang terpelajar dan siap bersaing serta berkompetisi dengan bangsa lainnya di kancah global.Â
Meskipun untuk mencapai cita-cita mulia itu semua dibutuhkan sosok-sosok guru yang tangguh, sosok guru yang tidak mudah mengeluh, sosok-sosok guru yang cerdas bukan sosok yang pemalas, sosok-sosok guru yang gemar belajar dan pintar.Â
Masih perlu perjuangan keras untuk mencapai itu semua. Kemendikbudristek melalui Program Guru Penggeraknya (PGP) sudah memulai sebuah gebrakan.Â
Dari program tersebut diharapkan akan lahir guru-guru yang memiliki jiwa tergerak, bergerak dan menggerakkan pendidikan menuju ke arah yang lebih baik. Selamat hari pahlawan 10 November 2023 untuk semua pembaca. Salam hormat dan salam persahabatan untuk seluruh guru Indonesia. Tetap semangat pahlawan insan cendekia. Jayalah selalu guru Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI