Kamis (20/04/2017) dini hari tadi dalam waktu WIB, menjadi malam yang bersejarah bagi AS Monaco. Untuk pertama kalinya sejak musim 2003/2004 mereka berhasil menjejakan kembali kakinya di semifinal Liga Champions. Lebih hebatnya lagi kepastian lolosnya Monaco ini dilalui dengan dua kemenangan, kandang dan tandang melawan rival abadi Munchen, Borrusia Dortmund dengan agregat 6-3.Â
Di signal Iduna Park, Mbappe dkk menang 3-1, sedangkan leg ke 2 di kandangnya sendiri, mereka menyudahi perlawanan Die Borrusien dengan skor 3-1. Dengan demikian, asa untuk tampil di stadion Millenium Cardiff pun terbuka lebar.
Ada sesuatu yang menarik dalam pertandingan itu, yakni sosok kapten sekaligus bomber andalan Monaco, Radamel Falao. Pemain berjuluk El Tigre itu membuat rekor baru di kompetisi antar klub di Eropa. Golnya di menit ke 17 ke gawang Dortmund merupakan gol ke 5 nya dari 6 penampilan di Liga Champions musim ini.Â
Dengan gol tersebut, Falcao sudah mencetak 15 gol dari 50 kali penampilan di kompetisi antar klub eropa (Liga Champions dan Liga Europa). Hal itu berarti El Tigre memiliki rata-rata 0,90 gol per pertandingan, lebih tinggi daripada Lionel Messi ataupun Cristiano Ronaldo. Sebuah rekor yang sangat fantastis mengingat 2 musim yang lalu Falcao bak pesakitan ketika dipinjamkan ke Man United dan Chelsea.
Berikut kami sajikan 5 pencetak gol paling efisien di kompetisi antar klub Eropa :
1. Radamel Falcao ( FC Porto, Atletico Madrid, Monaco ) rataan gol 0,90 (50 kali main, 45 gol)
2. Gerd Muller ( Bayern Munchen ) rataan gol 0,87 (71 kali main, 62 gol)
3. Stephane Guivarch ( Auxerre, Rennes, Newcastle ) rataan gol 0,86 (28 kali main, 24 gol)
4. Ferenc Puskas ( Budapest Honved, Real Madrid ) rataan gol 0,86 (43 kali main, 37 gol)
5. Lionel Messi ( Barcelona ) rataan gol 0,83 (119 kali main, 97 gol)
Falcao mengawali karir sepak bolanya di klub divisi 2 Kolombia Lanceros. Debut pertamanya terjadi ketika ia masih berusia 13 tahun 199 hari pada tahun 1999. Ia pun menjadi pemain termuda yang mencatatkan penampilan bersama tim professional di Kolombia. Pada tahun 2005 ia pindah ke raksasa argentina, River Plate. 4 tahun di River Plate, Falcao tampil cukup bagus dengan torehan 34 gol dari 90 penampilan. Hal itulah yang membuat jawara Liga Portugal FC Porto tertarik untuk meminangnya.Â
Semenjak bergabung dengan Porto itulah ketajaman Falcao semakin terasah. Dua musim disana, Falcao sukses mencetak 41 gol dari 51 kali bermain. Ia pun menjadi sosok yang sangat penting dibalik kesuksesan Porto meraih gelar Europa League dan Liga Portugal. Bahkan ia berhasil melampaui rekor Jurgen Klinsmann yang berhasil mencetak 15 gol dalam satu musim di kompetisi Europa League yang dulunya bernama UEFA Cup.
Usai sukses bersama Porto, Falcao lantas hijrah ke La Liga untuk bergabung dengan armada besutan Diego Simeone, Atletico Madrid. El Tigre semakin beringas. Hanya dua musim saja di klub ibukota Spanyol itu, Falcao menorehkan 52 gol dari 68 kali main. Rekor yang sangat fantastis mengingat Diego Simeone adalah tipikal pelatih yang sangat mengedepankan pertahanan sebagai filosofi sepakbolanya.Â
Ia pun kembali merasakan manisnya trophy Liga Europa bersama Atletico. Â Dengan produktifitas gol yang sangat baik tersebut, AS Monaco yang sedang royal membeli pemain pun akhirnya mendapatkan tanda tangannya pada tahun 2013. Ditaksir klub Prancis itu harus merogoh kocek sampai 60 juta pounds untuk mendapatkan jasa El Tigre.Â
Sayangnya karier Falcao di Monaco tak semulus di Porto dan Atletico. Torehan golnya musim 2013-2014 harus berhenti di angka 13 karena cedera yang membuatnya absen panjang sampai musim berakhir. Untuk mengembalikan ketajamannya, Monaco lantas meminjamkan Falcao ke Man United pada tahun 2014. Dibawah asuhan Van Gall, dirinya gagal mengembalikan performa terbaiknya sehingga MU tidak memperpanjang peminjamannya. Total Falcao hanya mencetak 4 gol dari 26 kali dimainkan.Â
Mourinho yang ketika itu melatih Chelsea akhirnya merekrutnya dengan status pinjaman. Mou sempat berujar akan mengembalikan ketajaman Falcao. Sayang, penampilan sang juara bertahan Premier League musim lalu itu justru amburadul. Mou dipecat dan Falcao masih saja gagal. Minimnya kesempatan bermain membuat Falcao hanya mampu mencetak 1 gol dari 10 kali penampilannya berbaju biru.
Di msim 2016-2017 ini Falcao kembali lagi ke Monaco. Siapa sangka, striker Kolombia tersebut justru menemukan kembali ketajamannya. Sejauh ini Falcao telah mencetak 18 gol di Liague 1 untuk membawa Monaco duduk sebagai pemuncak klasemen sementara, unggul selisih gol dari juara bertahan Paris Saint German. Selain itu, membawa Monaco lolos ke semifinal Liga Champions jelas menjadi catatan tersendiri dalam kebangkitan kembali El Tigre ini.Â
Patut untuk dinantikan apakah musim ini akan menjadi akhir cerita yang manis ataupun tidak bagi Falcao. Mengakhiri dominasi PSG di Liga Prancis serta mengangkat throphy Liga Champions untuk pertama kalinya jelas akan menjadi penutup cerita yang pas bagi sebuah comeback yang istimewa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H