Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tidak Perlu Pesimis dengan Gaji Minimalis

7 April 2017   01:59 Diperbarui: 7 April 2017   17:30 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman yang serba susah ini, salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi masyarakat indonesia adalah masalah pekerjaan. Tingginya angka pengangguran, disebabkan karena banyaknya stock tenaga kerja yang berbanding terbalik dengan jumlah lapangan pekerjaan. Akibatnya saling sikut sini sikut sana dalam memperoleh pekerjaan. Bahkan tidak jarang dalam proses penerimaan pegawai baru terjadi praktek suap untuk memperlancar jalan agar diterima. Efeknya, bagi yang berkompeten bisa saja gagal lolos karena "main bersih" sedangkan yang kurang berkompeten justru diterima karena punya "orang dalam". Sedangkan bagi mereka yang ingin asal kerja saja, terkadang harus melakoni pekerjaan yang tidak sesuai dengan ijazah pendidikannya dulu. Misalnya saja S1 hukum jadi karyawan Minimarket.

Namun bagi mereka, tidak masalah meski bekerja bukan sesuai dengan ijazah atau bidangnya. Prinsip mereka sederhana, asal tidak nganggur. Selain itu dalam pikiran mereka juga tertanam rencana bahwa nanti ketika ada lowongan baru yang lebih pas, maka secepatnya mereka akan resign dari tempat bekerja saat ini untuk pindah ke tempat kerja yang lebih baik. Nah, masalahnya adalah proses menjalani kehidupan kerja di tempat yang kurang pas ini terkadang memerlukan waktu yang tidak singkat. Bisa 6 bulan, satu tahun bahkan mungkin lima tahun. Saat dalam masa penantian itulah ketegaran perasaan diuji. Masalahnya, ketika seseorang memutuskan untuk "asal kerja" secara otomatis mereka sudah pasrah dengan kerjaan apapun yang akan didapatkannya nanti, berikut dengan gaji yang diterima. Yang butuh dia kok, bukan perusahaan. Jadi harga tawar si pelamar kerja sangat rendah disini.

Namun karena berbagai alasan, mau tak mau mendapat gaji kecilpun harus diterima dengan lapang dada. Seiring berjalannya waktu, beberapa orang kemudian merasa minder dan malu ketika punya gaji kecil. Ditambah lagi dengan masa depan yang masih kabur tak jelas, membuat golongan ini semakin tidak percaya diri. Alih-alih kemudian termotifasi untuk bekerja giat agar jabatan naik, mereka justru semakin merasa rendah diri karena masalah penghasilan tersebut. 

Sebenarnya kalian tidak perlu pesimis meskipun penghasilan yang kita terima belum sesuai dengan apa yang kita harapkan.  Berikut adalah beberapa alasan mengapa kalian tidak perlu pesimis  

  1. Dengan sudah memiliki pekerjaan, setidaknya kalian bukan pengangguran

source : maxmanroe.com
source : maxmanroe.com
  Ingat kembali perjuanganmu dulu ketika mendapatkan pekerjaan tersebut, jelas tidak mudah. Untuk berada di posisimu sekarang butuh perjuangan dan pengorbanan. Ingat-ingat kembali itu semua. Maka ketika kamu sudah merenung dan mengingat hal tersebut, dari pikiran yang pesimis akan berubah menjadi optimis karena akan tertutupi oleh perasaan bersyukurmu itu.

   2. Selalu yakin, semua ada waktunya

source : thayyiba.com
source : thayyiba.com
  Kamu harus selalu percaya bahwa roda kehidupan ini berputar. Tidak selamanya kamu akan berada di bawah. Ada saatnya nanti kamupun akan merangkak naik serta kemudian berada di posisi puncak

  3. Anggap saja belajar mengatur anggaran

source : pinjam.co.id
source : pinjam.co.id
Dengan gaji yang minimalis, sudah tentu kamu harus pintar-pintar mengatur pengeluaran. Kamu secara terpaksa namun kemudian terbiasa akan bisa memilah mana keinginan, dan mana kebutuhan. Bahkan kebutuhan pun masih bisa kamu uraikan lagi menjadi kebutuhan mendesak dan yang belum mendesak. Hal itu tidak dapat kamu temukan seandainya saja kamu saat ini sudah punya penghasilan besar. Sebab ketika penghasilanmu besar maka kamu tanpa pikir panjang lagi biasanya akan langsung berusaha mendapatkan apa yang menjadi keinginanmu. Disinilah yang biasa menjadi bumerang yaitu ketika bias antara keinginan dan kebutuhan sudah hilang.

 4. Percaya saja, rejeki kita tak akan tertukar

Menurut agama yang saya anut, setiap manusia yang terlahir ke dunia ini sudah punya jalan rejeki masing-masing. Dan itu semua sudah diatur, tidak mungkin tertukar. Jadi positive thinking saja kalau saat ini gajimu masih sedikit. Sebab mungkin itu yang terbaik untuk kamu saat ini. Ingat, Tuhan pasti tahu apa yang terbaik untuk umat-Nya.

 5. Yang Penting masih bisa hidup layak

source : cdn.metrotvnews.com
source : cdn.metrotvnews.com
Selagi dengan penghasilan yang kamu peroleh bisa cukup buat memenuhi kebutuhan mendasar kalian sebagai manusia, tidak ada alasan buat kamu untuk tidak bersyukur. Kamu tidak perlu terus melihat keatas, membandingkan dengan si-A yang sudah punya mobil, si-C sudah punya rumah, si-B sudah punya tanah, sedangkan kamu motor saja masih kredit. Kalau begitu, maka cara pandangmulah yang harus dirubah. Rubahlah cara pandangmu dengan melihat kebawah, masih banyak orang yang belum bisa hidup layak seperti kamu.

6.  Selalu ingat, tidak ada kesuksesan yang instan

source : karirpad.com
source : karirpad.com
Di dunia ini, mungkin hanya mie dan bubur saja yang bisa instan. Selain itu tidak bisa. Termasuk kesuksesan. Untuk sukses dan bisa duduk di posisi yang kamu harapkan nanti, masih banyak hal yang harus kamu lakukan. Jangan pesimis, kalau kamu saat ini sudah pesimis dan rendah diri, maka jalan untukmu maju sudah tertutup. Terus belajar dan jangan lupa bersyukur. Kalaupun saat ini kamu harus banting tulang dan hanya mendapat hasil yang sedikit, tidak apa-apa. Anggap saja itu nanti menjadi bagian dari perjalanan menuju suksesmu. Ibarat kopi, semanis apapun kamu membuatnya pasti akan menyisakan rasa pahit meskipun sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun