Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Nasib Leicester Bisa Saja Seperti Klub-klub ini

8 Februari 2017   11:05 Diperbarui: 8 Februari 2017   11:16 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih segar dalam ingatan, bagaimana Jamie Vardy cs mengangkat trofi Premier League pertama mereka musim lalu. Euforia publik King Power Stadium pun pecah. Hanya menargetkan bertahan di Premier League, diluar dugaan anak asuh Claudio Ranieri itu justru mampu menjadi juara dengan mengungguli klub-klub besar seperti Man City, Chelsea, Arsenal, Man United dan Liverpool. Sebuah kisah dongeng yang mungkin akan selalu dikenang oleh pendukung The Foxes bahkan mungkin sampai beberapa dekade mendatang.

Akan tetapi, kehilangan N'golo Kante yang hijrah ke Chelsea di bursa transfer musim panas tahun lalu ternyata membawa perbubahan yang signifikan bagi Leicester. Musim lalu Kante menjadi tulang punggung lini tengah Leicester yang mengatur ritme permainan tim. Akibatnya, permainan Leicester musim ini ibarat grup paduan suara tanpa dirijen. Sampai pekan ke 24, Mahrez dkk masih berkutat di posisi 16, hanya unggul satu poin dari Hull City yang berada di zona degradasi. kalau terus menerus seperti ini, bukan tidak mungkin kalau mereka akan kembali berlaga di Championship lagi musim depan.

Selayaknya juara bertahan, Leicester seharusnya bisa tetap bersaing di jalur perebutan gelar juara untuk mempertahan titlenya. Sepantasnya, posisi mereka di klasemen pun tidak keluar dari zona eropa. Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Jangankan berada di zona eropa, masuk 10 besar pun mereka kewalahan. Bagi kamu hipster Leicester City, kamu tidak perlu khawatir atau berkecil hati seandainya klub kebanggaan kamu tersebut akhirnya terdegradasi musim ini, sebab dalam rentan waktu 25 tahun belakangan, atau lebih kita kenal dengan sebutan "era sepakbola modern", tercatat sudah ada beberapa klub yang juara di musim sebelumnya, namun harus turun kasta di musim berikutnya. Berikut kami sajikan klub-klub tersebut

1.   Olimpique Marseille-1993

Tahun 1993 merupakan tahun keemasan bagi Marseille. Mereka adalah klub pertama Prancis yang berhasil memenangkan Liga Prancis dan Piala Champions. Skuad Marseille saat itu berisikan pemain-pemain bintang seperti Rudi Voeller, Didier Deschamp, Marcel Dessaily, serta Fabian Barthez, Wajar kalau mereka sangat mendominasi Prancis hingga kemudian merajai Eropa. Akan tetapi, kasus suap di pertandingan terakhir League One 92/93 melawan Valenciennes menodai prestasi tersebut. Pihak klub terbukti melakukan suap agar Valenciennes mengalah dan Marseille bisa fokus di final Piala Champion. Hasilnya, Deschamp cs harus bermain di league 2 pada musim berikutnya sebagai hukuman atas kasus tersebut.

2.   PSIS Semarang-1999

PSIS Semarang yang ketika itu diperkuat Maradona dari Purwodadi, Tugiyo berhasil menjadi juara Liga Indonesia V setelah mengalahkan Persebaya di stadion Klabat Manado. Alih-alih mampu mempertahankan gelar, musim berikutnya Tugiyo cs justru bermain tidak konsisten. Hasilnya pun cukup mengejutkan, di akhir musim kompetisi Liga Indonesia VI tim Mahesa Jenar yang duduk di papan bawah harus rela turun kasta ke divisi I.

3.  Juventus-2005

Masih ingat skandal calciopoli? yah itulah yang menyebabkan juara seri A 2005, Juventus harus degradasi ke seri B pada musim berikutnya. Skandal yang mengguncang sepakbola Eropa itu bukan hanya membuat si Nyonya Tua turun kasta, tapi gelar yang diperolehnya juga harus dicabut dan diserahkan kepada runner up musim itu, Inter Milan. Meski ditinggal sebagian besar pemain bintangnya, namun hanya butuh waktu satu musim saja bagi Del Piero cs untuk kembali lagi ke seri A dengan status juara seri B. Dengan adanya hukuman tersebut, status sebagai klub yang belum pernah degradasi pun praktis hanya disandang oleh Inter Milan sampai saat ini.

4. Fluminense-2013

Terakhir adalah juara Liga Brasil 2012, Fluminense. Seperti halnya PSIS Semarang yang bermain tidak konsisten setelah menjadi Juara, Fluminense pun mengalami nasib yang sama. Mereka harus menelan pil pahit dengan degradasi ke seri B Liga Brasil setelah juara pada musim sebelumnya.

Dengan adanya catatan diatas, patut kita nantikan apakah Leicester City akan mengikuti cerita-crita diatas ataukah mengukir dongeng baru. Pasalnya, meski hancur-hancuran di Liga, anak asuh Ranieri tersebut masih melaju di Liga Champions dan status mereka adalah juara grup. Patut kita nantikan cerita selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun