Pagi ini, hari yang mumbuat cuaca di Banyuwangi menangis diguyur keresahan membuat adik angkatku bingung.
Adik angkatku yang bernama Nita, tiba-tiba telpon ke aku.
Pagi sekali...gak ada petir, yang ada rintikan hujan di Desaku kawasan Banyuwangi. Sedangkan adik angkatku sedang berada di Jogjakarta yang menempuh Study di Kedokteran gigi UGM. Nita yang radak error cerewetnya dalam suara di hpku pabrikan Korsel.
Nit : 'Mas, tadi aku koment fbnya mbak Jee...di fotonya yang aku komentari..kok ada bahasa yang sering aku dengar...tapi gak tau artinya dan maksudnya artinya apa? NONIK itu artinya apa cieh..'
Aku: " Tak kira apa dek, telpon aku...hanya tanya itu saja."
Adek Nita:
'Huff...apa sieh payah...malah berpidato kayak diploma Agama. Saja..?'
Aku: " Hmmm...Cremet iki...Nama panggilan Nonik itu dalam sejarah dapat diartikan nama panggilan buat gadis/nona penjajah Belanda. Sedangkan panggilan untuk tionghoa/cina, panggilan Nonik untuk panggilan sayang atau panggilan adik perempuan sama halnya Cici.
Adek Nita:
'Olah, ngunu tah mas. Kalo mbak Novi itu kok dipanggil Nonik...ya mas?'
Aku:
"Adek, kalo Dik Novi emang ada keturunan Belanda. Mangkanya dipanggil Nonik Belanda...Untuk memperolehnya sampai Study ke Rotterdam Eramus...hahaha.
Vier...Hou Van Jou...de Holand.
Hehehe..nge-klaim dia dek."
Adek Nita:
' hahahaha...jd paham sekarang...ya udah..udahan dulu ya mas... Hou van Jou...jugalah buat Mas :P.
Assalamulaikum'
Aku:
"Walaikum salam...See Je maar Sistha..
"
※ End ※
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H