Â
2. Menyediakan fasilitas anak
Orang tua asuh berperan menyediakan segala kebutuhan dan memfasilitasinya dalam pendidikan seperti seragam sekolah, sepatu, tas, alat ulis dan kebutuhan pribadi untuk meningkatkan kefokusan belajar anak.
Selain itu pula, banyak kegiatan lainnya dalam memenuhi kebutuhan anak bangsa.
Upaya yang dilakukan oleh gerakan ini beproses dengan baik karena pada dasarnya GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) berpegang teguh untuk bertanggung jawab dan profesional serta memiliki reputasi yang baik. Melalui proses yang baik dari gerakan ini maka pihak lain ikut serta dalam membantu untuk mewujudkan pendidikan anak dalam meraih prestasinya. Lalu, dengan beberapa kemajuan yang ada gerakan ini dicanangkan oleh Presiden RI untuk tetap bekerja sama dengan pemerintah. Adapun mitra dan kontributor yang ikut serta membantu diantaranya BAZNAS, BANK BRI, MANDIRI, BCA, POS INDONESIA, dan lainnya yang terdata pada gerakan ini.Â
Dalam hal ini memberikan dampak yang baik dari proses perwujudan pemerataan
pendidikan pada anak bangsa. Berbagai upaya dari GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) berkaitan erat pemerintah sehingga adanya sinkronisasi dalam pergerakan. Dengan beberapa upaya yang dilakukan terjadinya peningkatan taraf pendidikan yang mana gerakan ini aktif dan menjunjung tinggi kebijakan pemerintah untuk menjalankan
pendidikan wajib 9 tahun dengan bebasnya biaya dan juga diberikan hak dan kewajiban pada anak bangsa terkhususnya anak istimewa dalam melanjutkan pendidikan yang tinggi. Selain itu, terpenuhinya kebutuhan dan fasilitas anak dalam belajar untuk fokus
menjalankan pendidikan. Kebutuhan dan fasilitas sesuai dengan kontribusi GNOTA
(Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) dan pemerintah misalnya seragam sekolah, alat tulis, biaya pribadi, dan lain-lain. Dengan kerja sama ini mampu mengoptimalkan harapan
pemerintah dalam pemerataan, dan bantuan pembiayaan.
Melalui GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) yang saat ini berkembang pesat dan dukungan kerja sama dengan pemerintah dan juga adanya mitra serta kontributor membuat saat ini banyak anak yang beproses melanjutkan pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) yang menginginkan mengatasi permasalahan dari rendahnya kesempatan belajar anak atau putusnya menjalankan pendidikan dan rendahnya kepentingan pendidikan yang layak bagi kehidupan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Hubungan kerja sama ditiap pihak meminimalisir permasalahan ini sehingga semua anak dapat menjalankan pendidikan tanpa adanya tantangan apapun. Berbagai upaya dengan dorongan kerja sama tercatat dalam data di tahun 2021 jumlah anak yang menjalankan pendidikan mencapai 45,21 juta siswa pada jenjang SD hingga SMA, dan berhasil pencapaian rata-rata pendidikan wajib 9 tahun pada anak. Selain itu pula banyaknya jumlah dari anak yang melanjutkan perguruan tinggi dengan mencapai 8.956.184 orang pada 2021 dan mengalami peningkatan sebesar 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya hal ini data yang tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS).Terkait dari data yang didapat berdasarkan anak yang sehat fisiknya, ada pula dataAnak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam kesempatan pendidikan saat ini mencapai 1,6 juta anak. Senyum cita pada anak terlebar bahagia yang mana dapat mengembangkan minat dan bakat untuk meraih prestasi melalui pendidikan yang di ikutinya. Dengan ini apabila terus dikedepankan maka bisa memperbaiki pendidikan Indonesia yang dapat bersaing eksistensinya dengan negara tetangga dan memperbaiki pembangunan nasional dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Maka dari itu, upaya yang dilakukan dengan harapan bersama dapat mengoptimalkan bakatnya dan memberikan sumbangsih yang baik dalam bekarya bagi bangsa sehingga melahirkan generasi yang cendekia dan berkualitas dengan terwujudnya gerbang sebagai awal merdeka belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H