Mohon tunggu...
Pritha Khalida
Pritha Khalida Mohon Tunggu... -

Pritha Khalida Ibu rumahtangga yang suka menulis dan belajar berbagai hal baru

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Warna-Warni Kisah Tutup Tahun Keluarga Kecil Kami

22 November 2012   09:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:51 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak menikah pada Juli 2008, akhir tahun selalu menjadi momen yang spesial bagi keluarga kecil saya. Di penghujung 2008 kami menikmatinya bersama para tetangga dengan membakar jagung dan ikan di lapangan depan rumah. Bukan rumah pribadi, saat itu kami masih mengontrak di bilangan Pasar Minggu-Jakarta Selatan. Seru banget deh. Tidak sekedar 'bakar dan makan' acara itu juga sekaligus menjadi momen menambah keakraban antar tetangga. Kami yang sehari-hari jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, jadi banyak mengobrol dan berbagi cerita. Bahkan kadang ada 'gap' antara penduduk asli dengan kami--para pendatang yang menempati rumah kontrakan di situ. Pada acara tutup tahun, hal itu tidak terasa lagi. Semua bersatu. Terasa sekali keakraban dan kekompakan di antara tetangga. [caption id="attachment_210801" align="alignnone" width="1024" caption="Kehadiran Anggota Keluarga Baru di Akhir Tahun"][/caption] Tahun berganti.  Berbeda dengan acara tutup tahun yang ramai dengan tetangga di 2008, pada akhir 2009 kami disibukkan dengan mengasuh bayi. Putera pertama kami Gaza Khalid Efendi yang baru lahir pada 5 Desember 2009 sungguh menyita perhatian kami berdua. Rumah kontrakan mungil yang kami tempati mendadak jadi ramai oleh tangis dan tawanya. Kami pun mendadak sibuk, mengurusi berbagai hal yang tak pernah kami alami sebelumnya, mulai dari mengganti popok sampai meninabobokannya. Tanpa asisten atau babysitter, merawat bayi baru lahir ternyata sangat menguras energi. Membuat kami merasa 24 jam tak pernah cukup! Tapi tak mengapa, kami tetap bersyukur. Di luar sana, tentu banyak orang yang mendambakan untuk memiliki seorang anak. Di akhir 2010 kami tak kemana-mana. Padahal sebelumnya kami sudah berencana untuk menghabiskan akhir tahun di kampung halamanku di Bandung. Sayangnya mendadak ada masalah di kantor suami saya. Isyu pailit dan PHK menyebar di kalangan karyawan saat itu. Hal itu membuat seluruh jajaran staf 'kebakaran jenggot', termasuk suami saya. Pekerjaan menjadi 'tak jelas', kadang banyak, adakalanya sedikit. Kadang-kadang suamiku harus lembur, beberapa kali ia merasa 'makan gaji buta' karena hampir tak ada yang bisa dikerjakannya di kantor. Sementara saya sebagai istri, tentu harus pintar-pintar mengelola keuangan. Selain berhemat, juga bersiap-siap manatahu PHK itu bukan sekedar isyu dan suami terkena imbasnya. Di tengah situasi yang serba tak menentu, kelucuan putera kami Gaza menjadi penghibur yang tiada habisnya. Waktu itu ia sudah bisa berjalan merambat pada tembok/meja. [caption id="attachment_210803" align="alignnone" width="1310" caption="Eumah Baru di Tahun Baru"]

13535765281529834754
13535765281529834754
[/caption] Satu tahun berlalu.  Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang dipenuhi dengan hingar-bingar kembang api/petasan di ibukota, menjelang tutup tahun 2011 kami 'terdampar' di kesunyian. Pasalnya di siang hari tanggal 31 desember 2011, kami pindah rumah. Tidak lagi mengontrak, tapi memiliki rumah sendiri di daerah Bojonggede-Bogor. Kami membeli rumah di sebuah perumahan baru yang belum anyak penghuninya. Ada sih, tapi rata-rata menghuni blok depan. Sedangkan di blok kami, belum ada seorangpun yang menghuni rumahnya. Jadi terbayang kan betapa sepi? Ditambah jalanan pun belum dipasang paving block dengan penerangan yang masih seadanya. Hmm, lengkap deh rasanya perayaan malam tahun baru kami! Tapi hal itu kami coba abaikan dengan menyibukkan diri membongkar-bongkar dus. Karena belum memasang alat-alat masak, kami juga membeli makan malam di luar (tapi makannya di rumah). Kami bertiga saja menikmati malam tahun baru dalam sepi. Sepi tapi bahagia, karena kini kami sudah punya rumah sendiri, tak lagi menjadi 'kontraktor'. [caption id="attachment_210805" align="alignnone" width="1024" caption="Tompel Tusie dan Bukan Buku Best Seller--Coming Soon"]
13535765921898934149
13535765921898934149
[/caption] Nah, di pengujung 2012 ini rencananya.... Kami mau bermalam tahun baruan di Sukabumi, menikmati dinginnya kota kecil itu. Bukan hanya karena orangtua saya tinggal di sana, tapi juga karena adanya ajakan dari seorang teman untuk 'bedah buku' di perpustakaan mininya yang akan segera dibuka dalam waktu dekat. Setelah tahu bahwa ada dua buku saya yang akan lahir di awal Desember, sang teman dengan senang hati menyediakan tempat untuk membedah kedua buku saya. Konsep acaranya sih sederhana saja, ngariung kalau kata orang sunda. Artinya berkumpul. Jadi kami berencana mengundang teman, saudara dan tetangga untuk berkumpul sambil makan makanan kecil dan minum teh. Lalu di situ saya akan mengungkapkan berbagai cerita di balik buku saya, mulai dari proses penulisannya sampai moral story yang saya coba sampaikan di situ. Baru membayangkan saja, rasanya seru! Bayangkan, 2 buku sekaligus terbit dalam waktu yang sama! Suatu prestasi yang luar biasa untuk ukuran ibu rumah tangga seperti saya. Tapi sih tapi... Saya nggak akan nolak kok kalau dikasih kesempatan untuk berlibur ke Pulau Komodo. Rencana bedah buku itu kan fleksibel, bisa dimajukan atau dimundurkan. Yang punya perpustakaan mini kan teman saya, hehe... Nah begitulah untaian cerita saya mengenai aktifitas tutup tahun setelah berubah status menjadi seorang isteri :) Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Rencana Liburan Akhir Tahun di Indonesia yang diadakan oleh Kemenparekraf.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun