Pengantin pria berpakaian ala Yogyakarta, berhiaskan topi kuluk berwarna merah, Â selendang biru (sluier) dan kerah sungsun, ikat pinggang biru dengan bantalan tidur, kain miring, tali ikat dan selendang kemben (bangu tulak) yang mewah berwarna biru dan hijau. Kekhasan yang tidak dapat dilanggar hingga saat ini adalah pembuat bekakak yang menyiapkan bahan-bahannya selalu seorang perempuan, sedangkan yang membuat bekakak adalah laki-laki.
Sesajen upacara bekakak dibagi menjadi 3 kelompok. Dua kelompok untuk dua jali, masing-masing ditempatkan bersamaan dengan upacara pernikahan bekakak. Kelompok lain ditempatkan di  jodhang sebagai rangkaian persembahan tambahan. Berbagai sesaji  yang ditaruh untuk calon pengantin bekakak diantaranya nasi asin (wuduk) yang ditaruh di penguin kecil:
Nasi liwet ditaruh di panci kecil bersama satu set daun kunyit, daun turi, daun kara rebus, telur mentah dan sambal gepeng:
tumpeng urubing dhamar, kalak kengana, pecel pitik, jangan menir, hidup lele, rindang antep, ayam bakar, daun ayam, minuman kopi pahit, minuman kopi manis, jenewer, rokok/cerutu, rujak degan, rujak dheplok, permen arangang, nasi, tebu, kemenyan, opium (opium), nangka, nangka  mentah, ulam mata, ulam jerohan, gereh mentah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H