Mohon tunggu...
Prita HW
Prita HW Mohon Tunggu... -

Full wife yang jatuh cinta pada dunia freelance. Sehari-hari menulis, blogging, dan sharing lewat fun workshop bersama The Jannah Institute yang sedang dikembangkannya. Passionnya ada di aktivitas literasi, traveling, dan social business. Juga mengelola blog di www.pritahw.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuka Tabir Peranan Blog dan Blogger di Era Keterbukaan Informasi: Berkaca dari Pengalaman Pribadi

5 Februari 2017   05:53 Diperbarui: 5 Februari 2017   11:01 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogging adalah hak semua orang, tanpa meninggalkan identitasnya. Dok.Pixabay (CCO)

Data adalah aset. Data bisa berupa informasi apa saja yang dapat menjadi sumber rujukan. Dan kini, apa yang kita sebut dengan era informasi telah benar-benar nyata di depan mata. Persis seperti ramalan Alvin Toffler yang mengatakan akan terjadi suatu pergeseran dari semula masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. Banjir informasi kini sudah tak terelakkan lagi. Konten-konten yang menjadi sumber rujukan bertebaran di dunia maya. Tak terkecuali konten yang berasal dari blogosphere yang makin masif. Pertanyaan pentingnya, akan dibawa kemanakah dunia blogging dan peranan blogger ke depannya?

Sepotong Kisah Saya dan Blogging

Saya sendiri  termasuk dalam apa yang menjadi kegelisahan saya itu. Mengenal dunia blogging dari platform yang saat ini sudah tak lagi eksis di tahun 2008 an, saya kembali masuk ke dunia yang begitu luas ini pada empat tahun kemudian, di tahun 2012.

Ternyata terlahir kembali di dunia yang sebenarnya bukan baru bagi saya, boleh dibilang seperti masuk ke dunia antah berantah tak bertuan lagi. Kenapa? Sebab, semangat ngeblog saya yang dulunya hanya sekedar menumpahkan isi hati (kalau tak mau dibilang curhat), menuliskan keresahan akan kondisi sosial di sekitar, dan yang lain tak lebih juga hanya semacam etalase yang berisi pajangan-pajangan artikel usang. Saya pikir, blog akan memiliki pembacanya sendiri, tak perlu repot-repot diurus. Saya pun meninggalkannya, cukup lama.

Tapi dasar saya kalau sudah memiliki rutinitas bekerja  8 to 5 memang tak pernah bisa betah, di akhir tahun 2015 saya kembali. Membawa semangat baru untuk mulai menghidupkan blog (lagi). Dan, saya ternganga melihat kenyataan ternyata dunia blogging sudah semakin melesat jauh hanya dalam beberapa tahun saja. Saya baru tahu istilah blog monetize atau mendapatkan uang dari blog. Norak? Iya!

Dari situ, saya seperti menyalakan api yang sudah lama redup, saya berniat untuk ‘kembali pulang’ memenuhi panggilan jiwa dengan serius menjadi seorang penulis lepas yang sekian tahun saya buang ke dalam tempat yang tak pernah saya sentuh.

Saya ikuti komunitas-komunitas blogger yang bertebaran di media sosial yang tak pernah ada matinya, Facebook.Saya seperti murid baru. Awal kali memulai mengikuti workshop Taking Your Blog to The Next Level akhirnya membawa saya pada visi baru. Ya, saya tentu tak mau naif. Hidup tetap butuh yang namanya kepastian secara finansial.

Bekerja lepas yang sering diartikan orang awam sebagai ‘bekerja serabutan’ juga harus saya perjuangkan. Karena itu, saya tentu ingin tahu lebih dalam apa itu monetisasi blog.

Nge-blog adalah pilihan hidup. Dok.Pixabay (CCO)
Nge-blog adalah pilihan hidup. Dok.Pixabay (CCO)
Indah Julianti, seorang co founder sebuah komunitas blogger yang kebanyakan isinya emak-emak, menyulut semangat dalam diri saat saya bertemu di sebuah event jambore relawan pendidikan yang saya ikuti. “Jangan kuatir bekerja dari rumah, pekerjaannya akan lebih banyak daripada bekerja kantoran. Dan yang terpenting, buat perempuan, ini yang paling berkah, karena sambil mengurus rumah tangga”,ucapnya pada saya yang saat itu juga baru memasuki dua dunia baru, blogging dan pernikahan. Saya terus mengingat-ingat pesannya itu, dan juga semacam tagline yang sering diutarakannya, “blogging with heart, money will follow”.   

Hasil Tak Akan Mengkhianati Usaha dan Doa, Percaya?

Setahun kemarin, saya benar-benar bersyukur. Perjalanan ngeblog saya, meski tak mulus, banyak sekali kejutan-kejutan tak terduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun