Mohon tunggu...
Pandita
Pandita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Just a mere freelancer trying to write

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Serba-serbi Mpox, Apa Betul Semengerikan Itu?

4 September 2024   16:23 Diperbarui: 7 September 2024   11:14 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: VOA Indonesia

Kalau anda baca dari beberapa berita yang beredar, saat ini Indonesia sedang dihebohkan oleh adanya Mpox atau Monkey Pox atau bisa juga disebut Cacar Monyet. Sebenarnya apa sih yang terjadi? Apa maksud dari Mpox itu? Apakah sama seperti cacar biasa? Lalu apakah ada penanganan khusus yang diperlukan agar tidak tertular penyakit tersebut?

Mpox adalah penyakit akibat adanya infeksi dari virus, yang gejalanya serupa dengan cacar lainnya yaitu munculnya bintik-bintik berisi nanah di kulit. Mpox disebabkan oleh virus MPXV yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus yang mirip dengan penyebab smallpox.

Seperti tersirat dari Namanya, Mpox atau Monkeypox pertama kali muncul di Denmark pada tahun 1958 di mana saat itu muncul wabah penyakit dengan gejala bintik-bintik di kulit seperti cacar yang menyerang koloni kera yang dipelihara untuk tujuan penelitian. Sementara itu, kasus Mpox pada manusia pertama kali tercatat pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Tengah.

Pada 14 Agustus 2024 lalu, WHO atau Badan Kesehatan Dunia, mengumumkan darurat Kesehatan karena adanya Mpox yang mewabah di beberapa negara di dunia dengan varian baru dengan tingkat fatalitasnya yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya, yaitu varian Clade 1b.

Dikutip dari Kompas.com, setidaknya ada 88 kasus Mpox yang tercatat di Indonesia sejak 2022-2024 dan kemungkinan akan terus meningkat.

Gejala mpox ini mirip dengan gejala cacar air biasa, hanya saja jika anda terjangkit mpox maka akan disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ada dua fase besar gejala mpox  yang bisa anda perhatikan:

  • Fase Prodromal. Fase ini meliputi demam, sakit kepala, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening (bisa diraba atau dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan), nyeri otot, gampang lelah, dan lemas.
  • Fase Erupsi. Umumnya fase ini terjadi di kurun waktu 1-3 hari setelah fase prodromal. Pada fase ini, akan mulai timbul ruam di kulit yang biasanya di mulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit ini kemudian akan berkembang hingga membentuk bintik merah seperti cacar air yang berisi cairan bening atau nanah, kemudian mengeras dan hingga akhirnya rontok.

Masa inkubasi penyakit ini juga tergolong lama, mulai 7-14 hari atau 2 minggu untuk inkubasinya sendiri, dan 2-4 minggu hingga semua ruam membaik. Cara penularan penyakit ini bermacam-macam:

  • Kontak langsung dari luka cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi
  • Memakan daging hewan terinfeksi
  • Menyentuh benda-benda dari suspek yang terinfeksi misalkan alat makannya, bajunya, selimutnya, spreinya, dll.
  • Dari cairan tubuh manusia seperti cairan dari luka ruamnya atau dari air liur yang terinfeksi
  • Virus ini masuk melalui luka terbuka, saluran pernafasan, selaput lender yang terdapat pada hidung, mulut, dan mata.

Sempat ada berita simpang siur yang menyatakan bahwa Mpox ini adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual antara pria dan pria. Hal ini tidak benar ya, karena Mpox juga akan menular pada hubungan seksual yang dilakukan antar pria dan Wanita, atau bahkan tanpa berhubungan seksualpun bisa tertular kalau memang terbukti kita kontak erat dengan orang yang terinfeksi Mpox. Dan penularannya pun bisa terjadi Ketika virus masih dalam masa inkubasi.

Lalu apa yang harus dilakukan jika kita terkena Mpox?

Eits jangan panik, Tenang dulu. Pada dasarnya, penyakit ini adalah jenis penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Untuk pengobatan khusus untuk Mpox juga belum ada. Jadi jika anda terjangkit Mpox, anda hanya akan mendapatkan obat-obatan untuk meredakan gejalanya saja.

Namun begitu, gejala mpox pada anak memang cenderung lebih parah, hal ini dikarenakan imunitas atau daya tahan tubuh anak yang belum sekuat orang dewasa. Namun anda bisa melakukan beberapa tips berikut untuk mencegah anda dan keluarga anda terkena virus mpox:

  • Hubungi dokter segera setelah anda menemukan gejala-gejala mpox
  • Hindari kontak dengan hewan liar terutama hewan primata dan pengerat yang rawan menularkan virus ini.
  • Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau dengan barang-barang yang terkontaminasi. Pisahkan pakaian, sprei, selimut yang terkontaminasi saat mencuci, dan rendam lah barang-barang tersebut dengan air panas terlebih dahulu untuk membunuh kumannya.
  • Batasi konsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik.
  • Gunakan APD atau alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker atau pakaian khusus saat merawat pasien yang terinfeksi.
    sumber: VOA Indonesia
    sumber: VOA Indonesia

Penyakit ini memang mematikan. Namun jangan lengah dari penyakit penyakit mematikan lainnya juga yang bisa mengancam kapan saja seperti jantung, kolestrol, diabetes, darah tinggi, liver, dsb.

Mulai sekarang gunakan aturan lebih ketat untuk memperhatikan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Kurangi makan-makanan yang tidak sehat terlebih yang diolah dengan cara digoreng atau dipanggang dalam suhu tinggi terlalu lama karena lemak jahat yang terserap ke dalam makanan tersebut akan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada aliran darah atau menempel di organ tubuh hingga organ tubuh tidak bisa berfungsi secara optimal.

Untuk mengurangi menempelnya lemak-lemak jahat, anda bisa melakukannya dengan cara mengurangi konsumsi makan makanan berlemak, mengkonsumsi teh hijau, sayuran hijau seperti bayam dan sawi, konsumsi buah-buahan, konsumsi suplemen yang membantu melapisi lemak-lemak jahat dalam makanan agar tidak gampang menempel pada organ seperti Noil, konsumsi probiotik, hindari gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alcohol, hindari stress dan jangan lupa olahraga teratur juga.

Ada baiknya membiasakan hidup sehat dimulai dari diri kita sendiri sehari-hari, karena diharapkan kebiasaan yang kita lakukan akan menular ke anggota keluarga lain sehingga akan tercipta lingkungan bertumbuh yang sehat dan semoga terhindari dari berbagai macam penyakit.

Semangat sehat selalu untuk kalian pembaca artikel ini! Sampai juga di ulasan berikutnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun