Mohon tunggu...
Pristiyono
Pristiyono Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru pertanian yang hobi berkesenian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tulungagung Kota Cethe yang Kekurangan Kopi Lokal

12 Maret 2023   21:26 Diperbarui: 12 Maret 2023   21:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulungagung merupakan salah satu kota atau kabupaten di daerah jawa timur yang berada pada pesisir selatan. kota dengan kontur tanah yang berbeda antara utara, tengah, timur dan Barat. Daerah barat agak keutara yang berbatasan dengan trenggalek serta daerah selatan yang berbatasan langsung dengan laut lepas merupakan daerah pegungungan dengan kontur tanah liat dan berbatu. 

lokasi yang berada diselatan dan pegunungan di daerah pagerwojo serta sendang tentu berbeda kelembabannya, meskipun sama-sama pegunungan. Tulungagung sebagai kota cethe memiliki tradisi menggambar rokok dengan ampas kopi yang dicampur susu. tradisi atau kebiasaaan ini berlangsung sudah lama. bahkan mulai anak muda hingga yang sudah tua sering melakukan nyethe. 

bedanya bila anak muda biasanya menggambar dengan model atau gaya tertentu saat nyethe sedangkan orang tua biasanya hanya menggunakan ampas kopi dan dileleskan di rokok begitu saja. bila yang kreatif untuk satu rokok mencapai 10 menit dalam pengerjaanya.hanya bermodalkan ampas kopi yang halus, sedikit SKM, kertas dan tak lupa tusuk gigi atau korek api yang dari kayu. 

kopi yang sudah jadi ampas,dikeringkan dengan kertas. setelah itu, dicampur dengan SKM dan tusuk gigi atau korek api dibakar ujungnya untuk dijadikan alat lukis. sesederhana itu. aktifitas ini biasanya dilakukan di warung kopi pinggiran. warung kopi yang menyediakan kopi dengan gilingan yang lembut. bukan yang kasar ala kafe.

sayangnya, kopi yang ada bukan berasal dari TUlungagung. Dampit, Jombang dan kediri menjadi salah satu pemasok untuk warung kopi lokal. kopi lokal hanya berasal dari Tanggung gunung, sendang, dan pagerwojo. ketiga penghasilkopi masih belumbisa dijadikan pemasok kopi lokal selama setahun. sehingga untuk memastikan pasokannya warkop lokal cenderung menggunakan kopi yang dibeli dari pasar tanpa jelas asal usulnya, atau menggunakan kopi dari dampit,kediri, dan jombang. 

 sayangnya potensi tersebut belum digarap maksimal oleh stake holder , baik hulu hingga hilir. 

salah satu lembaga yang sudah mulai menggarap adalah SMK N 1 Tulungagung. SMK ini memiliki jurusan Agribisnis tanaman perkebunan sehingga mencoba untuk menggarap lahan perhutani yang berada di tulungagung sebelah setalan  untuk menyediakan kopi lokal. meskipun hanya 1 ha. usaha ini semoga kedepan dapat ditiru oleh pihak lain sehingga penyediaan kopi lokal bisa dilakukan secara masih dan sistematis.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun