Mohon tunggu...
prisma susila
prisma susila Mohon Tunggu... Human Resources - Semoga menghibur

sekolah alam semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kuat di Masa Dewasa Awal

25 Februari 2020   13:35 Diperbarui: 25 Februari 2020   13:37 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagian anak muda yang sedang dalam masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pastilah sering kali mengalami kegalau-galauan dalam menilai kehidupannya. Ditambah lagi saat ini dengan berkembangnya media sosial, mereka semakin memiliki banyak tuntutan. Karena dalam penggunaan media sosial ini, tidak jarang dari mereka membandingkan dengan kehidupan dari teman-teman mereka.

Nilai-nilai yang muncul ketika membandingkan dengan kehidupan teman-teman mereka pun beragam. Banyak dari mereka yang bersyukur, tetapi banyak pula sebaliknya yang merasa kurang beruntung dengan kehidupannya. Perasaan kurang beruntung dengan kehidupan inilah yang perlu diwasapadai. 

Perasaan ini apabila dibiarkan begitu saja, dapat memunculkan kemarahan, kebencian, bahkan sampai pada deprsi. Untuk itu perlu cara atau langkah-langkah untuk mengatasi hal-hal tersebut. Masa dewasa awal masalah-masalah yang munculpun berhubungan dengan pandangan dan penilainan terhadap kehidupan. Untuk itu perlulah solusi-solusi yang tepat untuk dapat menyelesaikannya. Saya pun mencoba memberi alternative solusi, diantaranya.

Membangun hubungan dengan banyak orang.

Ketika seseorang menghadapi masa dewasa awal sangat penting membangun hubungan dengan banyak orang. Membangun hubungan dengan banyak orang bukan hanya dapat memperbaiki karir seseorang dalam sebuah pekerjaan seperti banyak anggap saat ini. Tetapi membangun hubungan dengan banyak orang dapat menjadikan pola berpikir dan cara berpikir semakin baik. 

Ketika seseorang yang sedang dalam masa dewasa awal menghadapi masalah dan dia telah berhubungan dengan banyak orang. Seringkali dia akan menemukan banyak alternative solusi, hal ini didapat secara tidak sadar selama berkomunikasi dengan banyak orang. Selain itu, berhubungan dengan banyak orang menjadikan seseorang memiliki banyak pembanding ketika memaknai sebuah kehidupan.

Memfokuskan Tujuan Hidup.

Sering kali ketika seseorang melihat dan membandingkan kehidupan orang lain menjadi lupa dengan tujuan hidupnya. Sedangkan tujuan hidup ini yang menentukan jalan hidup dan cara hidup yang telah dia pilih sebelumnya. Sebagai contoh, ketika seseorang yang memiliki tujuan hidup dapat membagikan ilmu kepada orang-orang lainnya, dan pada akhirnya memilih menjadi seorang guru yang sederhana. 

Disuatu waktu melihat temannya yang kaya sebagai seorang pengusaha, sehingga menjadikan dirinya bertanya-tanya kenapa dirinya tidak kaya. Diwaktu inilah perlulah seseorang kembali memfokuskan tujuan hidupnya seperti apa. Tujuan hidup inilah sering kali selalu memberikan harapan dimasa datang ketika seseorang tersebut mengalami kegagalan.

Menghargai Diri Sendiri.

Menghargai diri sendiri seringkali dilupakan oleh seseorang yang sedang dalam masa peralihan masa remaja menuju dewasa awal. Menghargai diri sendiri tak kalah penting, karena dengan menghargai diri sendiri seseorang dapat menemukan cara-cara terbaik ketika menghadapi masalah. Selain itu, ketika seseorang menghargai diri sendiri akan mengerti kapan harus berhenti dalam sebuah usaha dan kapan harus memulai usaha yang lainnya.

Untuk dapat melewati masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal dengan baik tidak dapat dilakukan dengan sendiri. Meskipun segala keputusan mencari jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di masa peralihan ini. Kita juga perlu orang lain untuk belajar dari pengalaman-pengalamnya atau sekedar mencari sudut pandang lain. Tetapi dengan adanya orang lain juga tak serta merta menjadikan kita tergantung pada orang lain.

Setiap masa peralihan dalam perkembangan selalu lah butuh penyesuaian. Setiap orang memiliki cara dan jalan dalam menyesuaikan dirinya. Selama kita tetap memiliki harapan-harapan di masa mendatang maka kita juga akan siap untuk menyesuaikan diri dengan masalah-masalah. Perlu diingat pula, bahwa apa yang ada dalam diri kita adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang setiap detiknya perlu disyukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun