Mohon tunggu...
Jon A Masli
Jon A Masli Mohon Tunggu... Insinyur - Penggiat Investasi dan UMKM

Jon Masli adalah profesional praktisi Perusahaan, khususnya dibidang Pengembangan Usaha, Penata Manajemen Korporasi, Go Public dan Pelobby investasi asing.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Faktor Mahal, Tantangan Masalah Pengembangan Bisnis UKM Ekspor

16 Desember 2019   09:45 Diperbarui: 16 Desember 2019   09:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Predikat ini menjadi keluhan konsumen selalu, bahwa produk dan jasa UKM tidak murah. Kesan ini bertambah nyata ketika konsumen membandingkannya dengan produk-produk UKM mancanegara yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik. Sudah menjadi bahan pembahasan terbuka, bahwa dalam ajang pameran-pameran Nasional maupun Internasional, para eksportir UKM cenderung memasang harga tinggi yang terkadang tidak sepadan dengan kualitas.

Para konsumen kerap mengeluh seakan para pengusaha UKM (tentunya tidak semua) terkesan  "ingin kaya cepat, mau cepat untung besar". Jelas ini belum tentu benar, karena tidak semua UKM berprilaku demikian. Namun, pembicaraan dengan 3 importir pemasok barang-barang UKM dari Indonesia ke Amerika Serikat,  mereka mengeluh bahwa produk-produk UKM makanan, minuman, dan fashion Indonesia memang bagus, tapi sayang masih mahal dan kurang kompetitif sehingga sulit untuk masuk ke Amerika Serikat yang harus bersaing ketat dengan produk-produk dan jasa UKM-UKM Thailand, Vietnam, Korea dan Jepang.

Terutama produk-produk kecantikan kita, termasuk Spa,  dimana ada  pengusaha-pengusaha kita yang memasang tarif selangit membuat para calon konsumen atau mitra business yang berpotensi lari tunggang langgang.  Sementara produk-produk serupa yang dari negara-negara lain, khususnya dari Korea, Vietnam, dan Thailand lebih bersaing karena lebih murah dengan kualitas compatible bahkan lebih baik. Para importir tadi lalu mencoba mensiasati dengan  menyuluh para eksportir UKM yang mereka anggap produk dan jasanya berpotensi untuk dipasarkan di Amerika Serikat.

Biasanya sebelum ikut pameran yang disponsori  Kementrian Perdagangan, mereka disuluh sembari Introspeksi dengan bimbingan strategi pricing untuk bersaing. Alhamdulillah, bimbingan-bimbingan dari Kementerian Koperasi dan Perdagangan selama ini sudah mulai memperlihatkan hasil yang mengembirakan. Semoga para pengusaha-pengusaha UKM menyadari bahwa persaingan bisnis itu sudah global dan harga serta kualitas itu amat menentukan.

Selama 10 tahun ini, melalui NAFTA pemerintah Amerika Serikat membuka pintu besar kepada produk-produk UKM Mexico dan negara-negara Amerika Selatan lainnya seperti dari Peru, Guatemala, Ekuador, Colombia, Chile, Brazil, yang membanjiri produk-produk UKM mereka ke pasar Amerika Serikat dengan harga murah karena biaya produksi yang rendah.

Mereka kecipratan dampak perang dagang Cina Amrik. Sementara kita menonton sembari mengeluh bahwa ekonomi global masih lesu. Sedangkan para eksportir Vietnam, Thailand, & Filipina melaju  terus, business as usual menangkap dampak positif perang dagang yang sedang berlanjut, nilai ekspor mereka masing-masing sudah jauh diatas kita yang berpredikat negara dan populasi terbesar di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun