Mohon tunggu...
Priskila Herdiana
Priskila Herdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Reading and Writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Pancasila dalam Implementasi IPTEK di Dunia Pendidikan

17 Juni 2024   13:18 Diperbarui: 17 Juni 2024   13:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyuwangi, 6 Juni 2024 -- Seperti yang diketahui bahwa Pancasila memegang peranan penting di setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu perannya adalah dalam dunia pendidikan. Pendidikan sekarang ini perlu mempertimbangkan kembali untuk memperkuat nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengingat generasi muda zaman sekarang lebih rentan terkena dampak negatif modernisasi melalui teknologi yang juga semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, implementasi nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK di dunia pendidikan akan sangat membantu meminimalisir dampak negatif modernisasi bagi generasi penerus bangsa. Salah satu pendidik, yaitu Rita Karmila selaku Kepala Sekolah SDN 01 Bedewang, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi memberikan suaranya mengenai peran Pancasila dalam dunia pendidikan.

Peran Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pancasila telah mencakup 5 nilai didalamnya sesuai dengan kebudayaan dan karakteristik masyarakat Indonesia. Sehingga setiap nilai yang terkandung dalam Sila-Sila Pancasila yang ada mampu menjadi landasan bagi masyarakat berperilaku di kesehariannya. Menurut Rita Karmila, nilai yang ada dalam Pancasila perlu ditanamkan baik dari segi pendidikan, kehidupan sehari-hari sebagai warga negara, selain itu Indonesia juga merupakan negara kesatuan dimana masyarakat di dalamnya harus berperan aktif dalam mengimplementasikan nilai Pancasila tersebut.

Pengaruh Pancasila dalam Perkembangan IPTEK di Indonesia

Pengaruh Pancasila dalam perkembangan IPTEK di Indonesia terasa nyata sekali, contohnya dengan kehadiran Internet Positif dimana masyarakat tidak dapat mengakses situs-situs illegal yang memiliki kemungkinan untuk merusak moral generasi bangsa Indonesia dan merugikan orang lain. Hal ini juga membantu peserta didik untuk tidak mengakses situs tersebut serta membantu guru dalam melakukan pengawasan penggunaan internet dalam lingkup sekolah.

Nilai-Nilai Pancasila yang Secara Khusus Mendukung Perkembangan IPTEK

Setiap nilai yang terkandung dalam Pancasila tentunya telah dipertimbangkan sejak awal hingga akhirnya disahkan dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia hngga saat ini. Menurut Rita Karmila, setiap nilai Pancasila memiliki poin pentingnya sendiri, misalnya pada Sila-1 Pancasila mendukung adanya Internet Positif dalam IPTEK sebab hal tersebut berlandaskan pada agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang mengajarkan tentang moralitas, pada implementasi Sila-2 adalah bagaimana pemerintah menggunakan IPTEK untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang kurang mampu sehingga IPTEK adalah hal yang bersifat aksesibel, contohnya Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Contoh Konkret Nilai Pancasila Diterapkan dalam Proyek IPTEK Peserta Didik

Pengimplementasian nilai Pancasila dalam proyek IPTEK di sekolah yang dibawahi beliau yakni dengan menggunakan alat elektronik seperti smartphone atau komputer mengenai berita terbaru dari berbagai sudut pandang yang nantinya peserta didik akan mereview dan meninjau kembali nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalamnya atau malah terjadi penyimpangan terhadap nilai Pancasila. Hal ini sebagai bentuk pengenalan kepada peserta didik untuk memahami nilai-nilai yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia dan moral yang dimiliki penerus bangsa tidak luntur.

Tantangan dalam Mengimplementasikan Nilai Pancasila dalam Perkembangan IPTEK di Sekolah

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK di sekolah yaitu akses internet yang semakin mudah dijangkau, maka resiko dampak negatif juga akan semakin besar. Contohnya adalah dengan kehadiran platform TikTok dimana peserta didik bisa mengakses bebas konten di dalamnya namun hal tersebut justru sulit mendapatkan pengawasan dari guru guna menyaring konten yang disediakan untuk para peserta didik dikarenakan jumlah SDM guru yang kurang memadai serta keterbatasan jam guru. Keterbatasan ini juga menjadikan guru kurang bisa mengawasi tindakan peserta didik di internet, seperti pembullyan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun