Mohon tunggu...
Dewi Setyawan
Dewi Setyawan Mohon Tunggu... Konsultan - Priskila Dewi Setyawan

God is the best... menyukai alam dan travelling... suka tulis menulis... prayingandwriting.blogspot.com.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tips Mengelola Keuangan

15 November 2020   23:39 Diperbarui: 16 November 2020   00:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

"Uangku udah habis nih, minjem dulu dong, Pris," kata Budi. Hampir tiap bulan, Budi selalu kehabisan uang di pertengahan bulan atau akhir bulan. Dia mengeluh dan meminjam uang padaku.

Apakah kamu tipe orang kayak Budi juga? Menurutku, semiskin apa pun seseorang, bisa nabung kok. Jadi, tidak perlu yang namanya ngutang pas tanggal tua. Semuanya tergantung pengelolaan uang saja.

Tips mengelola keuangan versiku.

1. Sisihkan income untuk tabungan dan investasi, minimal 20%.
Setiap menerima gaji atau pemasukan, kita harus menyisihkannya untuk tabungan dan investasi. Setiap orang memiliki presentase yang berbeda-beda, tetapi rata-rata minimal 20%. Dengan menyisihkan terlebih dahulu, tidak ada alasan bahwa kita kehabisan uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.

2. Sisihkan dana untuk persembahan.
Selain menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi, kita juga perlu menyisihkan dana untuk persembahan. Berikanlah kepada Tuhan dengan sukacita dan yang terbaik, bukan dengan terpaksa dan bersungut-sungut.

Jangan sampai mengorbankan pemberian untuk Tuhan hanya karena kekurangan dana untuk membiayai kebutuhan. Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Persembahan digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

3. Catat pemasukan dan pengeluaran, evaluasi.
Kita perlu untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran kita. Awalnya memang tidak mudah, tetapi hal ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kita atas uang yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

Selain itu, kita juga perlu mengevaluasi di akhir bulan. Apakah rencana kita sesuai dengan kenyataan dana yang kita keluarkan? Jika terlalu jauh bedanya, perlu dipertanyakan. Ke mana saja pos-pos yang boros? Dengan demikian, kita bisa menghindari keborosan yang tidak diinginkan di masa depan.

4. Siapkan dana darurat, minimal 12 kali pengeluaran per bulan.
Sebagai bentuk antisipasi terhadap Pemutusan Hubungan Kerja dan bisnis yang sepi di kala pandemi atau pasca pandemi, kita perlu menyiapkan dana darurat.

Besarnya dana darurat ini relatif berbeda untuk masing-masing orang. Saya sendiri menyiapkan 12 kali pengeluaran per bulan sebab kondisi saat ini masih sulit untuk diprediksi.

5. Pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan.
Keinginan kita sangat banyak. Mulai dari makanan, pakaian, dan peralatan-peralatan yang sebenarnya tidak terlalu penting. Apalagi saat ini ada banyak diskon yang bertebaran di berbagai e-commerce.

Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan ikuti keinginan pribadi, tetapi berbelanjalah sesuai kebutuhan. Dengan demikian, kita dapat menjaga agar pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan.

6. Tidak berutang, belajar mencukupkan diri.
Dengan mencatat keuangan, kita akan mengetahui saat-saat di mana uang kita sudah menipis jumlahnya. Ketika mengetahui titik ini, usahakan untuk tidak berutang kepada teman atau keluarga. Namun, di saat inilah kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang masih kita miliki.

Jika melihat teman kita berwisata keliling luar negeri bersama keluarganya, kita tidak perlu merasa iri dan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Belajarlah bersyukur atas karunia Tuhan dan mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki. Hidup sederhana, tetapi selalu bersukacita.

7. Memberi kepada orang yang membutuhkan.
Setelah menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi, persembahan, dan membiayai kebutuhan sehari-hari, kita juga perlu memberi kepada orang yang membutuhkan.

Akan tetapi, kita perlu berhati-hati saat memilih orang. Pastikan orang tersebut benar-benar membutuhkan. Mintalah hikmat kepada Sang Pencipta agar tidak salah pilih orang. Pasalnya, ada banyak pengemis di jalanan yang berpura-pura miskin, padahal mereka telah menikmati kekayaan hasil mengemis.

8. Uang itu milik Tuhan, manusia hanya pengelola.
Uang adalah milik Tuhan. Manusia hanyalah penatalayan, pengelola yang dititipi-Nya di bumi. Jangan sampai kita menyia-nyiakan dan menghambur-hamburkan uang menurut keinginan diri sendiri.

Apalagi menjadi budak uang dan mengorbankan relasi-relasi kita dengan Tuhan dan sesama hanya demi mendapatkan uang yang lebih banyak. Saat kita mengejar harta, jabatan, dan pekerjaan, tidak akan pernah ada kata puas. Kepuasan sejati hanya ada dalam Tuhan saja.

Demikianlah tips mengelola keuangan dari saya. Kalau kamu punya temen yang mirip Budi, share aja biar dia nggak ngutang terus dan bisa mengelola keuangan dengan baik. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun