Mohon tunggu...
Priska Sari Pratiwi
Priska Sari Pratiwi Mohon Tunggu... -

I'm 20 going on 21. Majoring journalism of communication dept. FISIP UAJY. Love random things thought!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana: Bentuk Kebebasan Berpendapat?

1 Juni 2012   03:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merebaknya citizen journalism di Indonesia, turut melahirkan Kompasiana di ranah media online. Web yang semula digunakan sejumlah jurnalis Kompas untuk membagikan gagasannya, sejak 22 Oktober 2008 resmi menjadi social blog bagi para blogger dan netizen yang bukan berasal dari jurnalis. Kompasiana akhirnya menjadi salah satu media bagi warga yang berisi pendapat, aspirasi, maupun laporan mengenai suatu peristiwa dalam bentuk tulisan atau gambar.

Steve Outing dalam tulisannya ”The 11 Layers of Citizen Journalism”, menyatakan bahwa istilah citizen journalism saat ini menjadi One of the Hottest Buzzword dalam dunia jurnalistik. Sebagian besar media massa yang ada di Indonesia kini telah menyediakan  wadah untuk menampung opini dari masyarakat yang bukan berasal dari kalangan jurnalis. Kompasiana bahkan memiliki edisi cetak yang terbit tiap Kamis pada SKH Kompas. Tulisan-tulisan yang dianggap layak dipilih untuk dimuat setiap minggunya.

Kompasiana memberikan ruang bagi siapa saja untuk menulis hal apapun. Mulai dari opini suatu peristiwa hingga ulasan film yang tengah diputar di bioskop. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari Kompasiana yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menuliskan opininya. Namun yang perlu diperhatikan adalah risiko dari berbagai tulisan yang diposkan tersebut.

Tulisan yang muncul dikhawatirkan akan mempengaruhi siapa pun yang membacanya, termasuk Kompasianer yang tidak sedikit jumlahnya. Meskipun telah ada peraturan di mana admin Kompasiana akan menghapus akun-akun yang dianggap merugikan atau menghina pihak-pihak tertentu, masih sering ditemui beberapa tulisan yang mengarah pada isu sensitif atau menuju keberpihakan tertentu.

Pembagian rubrikasi yang cukup jelas dan pemilihan tipe tulisan yang akan di-publish juga memudahkan Kompasianer untuk memilih jenis tulisan yang ingin dibaca. Di sini, sesama Kompasianer bisa saling berinteraksi. Hal ini memudahkan mereka untuk memberi komentar atau menanggapi tulisan satu sama lain. Bahkan tersedia pula rubrik fiksiana yang disediakan khusus bagi mereka yang gemar menulis cerita-cerita fiksi, puisi, maupun karya sastra lainnya.

Hanya saja tampilan layout selama ini cenderung biasa dan paragraf yang tidak rapi dengan tulisan berukuran besar, sehingga terkesan penuh. Tentu akan menarik jika tampilan dari tiap profil Kompasianer dibuat dengan tema tertentu seperti fasilitas yang ada di free blog hosting. Kemudian tidak ada editor dari pihak Kompasiana, sehingga sering ditemukan tulisan yang salah ejaan atau susunan 5W + 1H yang tidak lengkap. Seharusnya Kompasiana juga bisa menjadi media pendidikan bagi masyarakat untuk menuliskan berbagai bentuk opini atau laporan yang tepat dan sesuai kaidah jurnalistik.

Kebebasan berpendapat yang ada di Kompasiana menjadi salah satu bentuk penegakan demokrasi di Indonesia. Masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam membahas suatu isu atau mengamati jalannya pemerintahan. Namun pendapat ini  juga mesti dipertanggungjawabkan. Kompasiana sebagai salah satu media yang populer di Indonesia,  semestinya juga bisa menerapkan nilai-nilai yang tepat sehingga Kompasianer tidak asal mengeluarkan pendapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun