Mohon tunggu...
Priska Puspita
Priska Puspita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

perempuan dari kota kecil bernama "Jember"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Luka Luka Luka

15 Juni 2014   14:53 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Kita sedang menjahit luka masing-masing

Tapi kemudian jarumnya terjatuh, benangnya terurai

Kemudian luka menjadi meradang.. bernanah dan mulai berbau.

Katakan pada siapa pun itu di dekatmu,

Memintalah tolong untuk bersihkan nanahmu itu.

Juga aku akan membersihkan yang tersisa dari luka yang tak selesai ini.

Katakan, katakan bahwa aku yang membuat lukamu itu.

Katakan, bahwa kau tak punya daya untuk menjahitnya

Katakan dan aku hanya akan diam.

Siapa bilang aku tak merasakan sakitnya?

Aku bahkan mencium bau busuk dari lukaku sendiri…

Bahkan lukamu yang bukan lukaku itu.

Ingatlah,

Aku bukan seorang pengecut yang lari terbirit-berit

Seperti ketika hujan di senja kala itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun