Kuliah online atau yang sering disebut dengan belajar daring merupakan jalan alternatif yang dipilih setiap perguruan tinggi untuk mencegah penyebaran virus Corona. Kegiatan ini sudah berjalan lebih dari satu tahun sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu.Â
Biasanya, belajar daring ini menggunakan bantuan dari beberapa media berupa aplikasi atau website dimana pengajar dapat dengan mudah menyampaikan materi pembelajaran. Namun, kegiatan belajar daring ini tidak selalu berjalan mulus. Ada saja duka yang dirasakan oleh mahasiswa terkait pembelajaran dengan sistem online ini.
"Kurang ngerti untuk materi yang ada prakteknya. Karena yang seharusnya datang langsung, ikut praktikum langsung, sekarang malah hanya nonton video. Terus juga entah karena metode pembelajaran dari dosen atau kampus yang kurang tepat, jadinya gitu sih.. kurang paham." ujar Suci mahasiswa STIKes IKIFA, Minggu (27/6).
Lebih lanjut Suci menjelaskan, ia jadi kurang mengeksplorasi diri atau kemampuannya selama menjalani kuliah online, pasalnya dirinya menghabiskan banyak waktu di rumah dan jarang sekali keluar selama pandemi. Suci juga merasa dirinya menjadi pasif.
"Kita juga jadi pasif, karena yang biasanya (kuliah offline) ada tanya jawab, diskusi.. ini nggak ada." imbuhnya.
Berbeda dengan Suci, mahasiswa UKI bernama Rahel ini justru menyukai kuliah dengan sistem online. Dirinya tak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pergi ke kampus maupun untuk tugas.
"Jadi nggak ngeluarin banyak biaya, kayak ongkos ke kampus, ongkos untuk fotocopy, nge-print.. karena semua tugas-tugas tuh pasti dikirim lewat email." ucap Rahel.
Selain itu Rahel mengatakan, dengan adanya kuliah online ini ia jadi lebih tahu dan mengenali teknologi-teknologi dan media yang dipakai untuk pembelajaran.
"Kita jadi lebih tahu teknologi-teknologi dan jenis media yang dapat kita gunakan untuk pembelajaran yang sebelumnya kita tidak tahu, bahkan tidak pernah mengenali apa itu media yang kita gunakan sekarang." lanjutnya.
Pro-kontra dalam suatu hal memang sudah biasa. Namun, menurut Rahel dan Suci, keduanya belum siap jika kuliah tatap muka (offline) akan diselenggarakan bulan Juli mendatang mengingat sampai hari ini angka positif Corona di Indonesia masih tinggi. Tetapi, apabila pandemi sudah membaik dan angka positif Corona menurun, Rahel dan Suci memilih untuk menjalani kuliah campuran, yaitu secara online dan offline.