Mohon tunggu...
Prisca Bhoki
Prisca Bhoki Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya mempunyai hobi yang bisa menghibur diri disaat ada waktu luang itu menonton film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinamika Budaya Antre di Indonesia dari Tradisi Hingga Tantangan Ke Kinian

22 April 2024   23:00 Diperbarui: 27 April 2024   14:28 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Republika/Prayogi 

Di Indonesia budaya antri sudah menjadi hal umum bagi masyarakat yang hidup di kota dan di perdesaan bahkan sering dianggap sepele namun sebenarnya sangat penting. budaya ini sudah sangat familiar namun kurang berjalan dengan baik sehingga masih sering terjadi keributan ketika mengantri. ini bukan berarti masyarakat Indonesia tidak akan pernah bisa disiplin dan tertib tentu saja bisa hanya saja butuh kesadaran bersama akan pentingnya disiplin budaya antri ini.

Di Indonesia sangat sulit untuk menerapkan Budaya Antri, lebih tepatnya harus ada sanksi berat agar masyarakat indonesia takut untuk melanggar nya, memang masyarakat Indonesia harus dikeraskan agar dapat mematuhi aturan yang ada. Seperti melewati jalur busway atau transjakarta, sekarang sudah tidak ada yang berani untuk melewati jalur busway atau transjakarta karena sudah di tegaskan sanksi yang berat. meskipun sudah ada penetapan sanksi masih banyak kejadian yang sering ditemukan di tempat-tempat yang ramai, seperti antri naik angkutan umum, antri membeli makanan di restoran, dan berbagai tempat yang banyak kerumunan orang juga sering terjadi.

 Sebenarnya mengantri adalah hal yang sederhana dan mudah untuk dilakukan hanya memerlukan kesabaran dan menghargai orang lain untuk mendapat kan keadilan. Jika di bandingkan Negara-negara maju lain nya negara kita masih sangat berbanding jauh tepatnya ke budaya meng-antri, di negara maju lain nya masyarakat sekitar nya sudah mengetahui akan penting nya budaya antri, siapa yang duluan dia yang menerima duluan dia yang mendapatkan haknya duluan, ini salah satu contoh yang patut untuk kita contoh.

Masalah dari penerapan queue culture (budaya antri) di Indonesia merucut pada banyaknya populasi dan karena tidak ada pengawasan yang menutup kemungkinan akses dan prioritas VIP tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang sudah mulai sadar akan budaya mengantri, namun akan lebih baik lagi jika queue culture di Indonesia bisa menjadi agenda nasional. Penerapan queue culture dapat menjadi suatu kebiasaan saat diajarkan dari kecil. 

Sekolah-sekolah dan orangtua harus bekerja sama untuk mengajarkan budaya mengantri yang tertib dimulai dengan hal kecil seperti disiplin pribadi dan bahwa mengantri menunjukkan rasa hormat akan orang lain. Hal lain untuk dapat menerapkan budaya mengantri di Indonesia bisa dengan cara merubah gaya antrian dengan menggunakan teknologi yang sudah ada. 

Jika memungkinkan, antrian yang relatif panjang dapat diubah menjadi ruang tunggu virtual seperti mengambil nomor secara online atau menyediakan ruang tunggu yang dapat memaksimalkan efisiensi dalam menunggu dengan memfasilitasi dengan internet (Wexler, 2015). Indonesia juga membutuhkan sebuah sistem yang jelas dan tegas dalam hal mengantri supaya ada kebiasaan revolusi mental yang terjadi sehingga perlahan-lahan menjadi budaya antri. 

Dalam lingkungan masyarakat baik di kota dan di desa tradisi mengantri kerap kali menjadi salah satu nilai-nilai luhur yang sudah diajarkan waktu kecil oleh orangtua selama di rumah mereka mengingatkan kita untuk selalu mengantri dengan sabar menunggu giliran tiba, bahkan setelah masuk sekolah guru juga mengajarkan etika yang baik saat baris berbaris di luar kelas sebelum masuk ke kelas. budaya mengantri yang sering di lakukan oleh masyarakat dapat menjadi contoh bentuk mentaati aturan dan menjaga ketertiban.

Seiring berjalannya waktu budaya antri sudah dianggap tidak begitu penting di mata masyarakat, mengapa tidak begitu penting ? karena adanya Pergeseran Budaya Antri di Era Modernisasi merubah gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang cenderung ingin segera dilayani dan kurang sabar mengantri, serta adanya penggunaan teknologi seperti aplikasi antrian online dan sistem nomor antrian. mereka cenderung kurang memperhatikan kepentingan orang lain yang bisa saja ada kebutuhan yang sangat penting, sehingga lebih mementingkan kepentingan pribadi.

Ada banyak tantangan yang sering dihadapi setiap ingin memperkuat budaya antri di Indonesia, tantangan yang sering dilakukan sebagian orang itu Kurangnya kesadaran masyarakat yang tidak mau menunggu giliran mengantri dengan tertib dan disiplin, kurangnya tindakan tegas dari petugas, kurang menghargai waktu orang lain, dan fasilitas yang tersedia tidak memadai.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menanamkan budaya antri yang lebih baik di Indonesia. Dengan melakukan upaya penegakan aturan yang jelas dan sanksi yang tegas, menyediakan fasilitas antri yang nyaman dan tertata dapat memudahkan pengaturan antri, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi seperti antrian digital untuk meningkatkan efisiensi dan keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun