"Kita harus punya keberanian menguji gagasan sendiri, memperhitungkan risiko dan keberanian untuk bertindak."
masyarakat juga secara autodidak (alami) meningkatkan pertahanan terhadap calon risiko virus covid-19 dengan cara :
- menyemprot  cairan disinfektikan yang mengandung alkohol tinggi
- menggunakan sarung tangan
- konsumsi makanan bergizi
- konsumsi vitamin c
- memilih makanan rumahan daripada membeli
Sebelumnya disebutkan dimana budaya risiko dipengaruhi oleh konsisten dan komitmen, hal ini erat kaitannya dengan pilihan yang kita buat dalam menjalankan budaya risiko. apabila terdapat pengetahuan dan pedoman yang menutun kita dalam meminimalisir risiko tersebut tetapi kita memilih untuk mengabaikannya maka akan sia-sia.
mulailah dengan membangun komitmen tinggi dalam menjalankan budaya risiko sehari-hari sehingga apabila kita dihadapkan dengan situasi kondisi seperti covid-19 kita dapat cepat beradaptasi dengan budaya risiko yang baru.Â
kita dapat menerapkan budaya risiko lebih dari 1 organisasi apabila saling terkait dan tidak merugikan organisasi lainnya. contohnya selain menerapkan 5 panduan dari World Health Organization (WHO) yang merupakan organisasi kesehatan dunia, kita dapat menerapkan 5M dari negara kita sendiri yaitu Indonesia :
- memakai masker
- mencuci tangan pakai sabun
- menjaga jarak
- menghindari kerumuman
- mengurangi mobilitas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI