Fenomena doomscrolling semakin merajalela di tengah masyarakat, dengan pengguna internet yang semakin terjerat dalam kebiasaan ini. Doomscrolling merujuk pada kegiatan menggulir tanpa henti melalui konten negatif atau mengkhawatirkan di media sosial, berita online, atau platform digital lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, kebiasaan ini telah menciptakan tantangan serius bagi kesehatan mental pengguna.
Doomscrolling sering terjadi ketika seseorang terjebak dalam pola perilaku yang tidak produktif dan cenderung mengonsumsi informasi yang tidak sehat secara berulang-ulang. Dalam upaya untuk tetap terhubung dengan dunia, banyak pengguna internet terjebak dalam siklus negatif ini, menggulir melalui berita buruk, konten memilukan, atau diskusi online yang konflik.
Para ahli kesehatan mental telah menyoroti dampak yang merugikan dari doomscrolling. Dr. Amanda Lee, seorang psikolog terkemuka, menjelaskan, "Doomscrolling dapat menyebabkan peningkatan tingkat kecemasan, stres, dan depresi. Ketika kita terus-menerus terpapar berita buruk dan konten yang mengganggu, hal itu dapat mengganggu keseimbangan emosional kita dan mengganggu pola tidur."
Bukan hanya itu, doomscrolling juga dapat mengganggu produktivitas dan konsentrasi pengguna. Menghabiskan berjam-jam menggulir layar tanpa henti mengarah pada hilangnya fokus pada tugas-tugas penting atau interaksi sosial yang sehat di dunia nyata. Hal ini dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan personal, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Namun, para ahli juga menawarkan beberapa strategi untuk mengatasi kebiasaan doomscrolling. Pertama, mengatur batasan waktu yang jelas untuk mengonsumsi berita dan konten online. Mengalokasikan waktu khusus dalam sehari untuk membaca berita atau memeriksa media sosial dapat membantu menghindari jebakan doomscrolling.
Selain itu, menjaga keseimbangan dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif dan bermanfaat juga penting. Menggunakan waktu untuk berolahraga, membaca buku, berinteraksi dengan keluarga atau teman, atau bahkan meditasi dapat membantu mengalihkan perhatian dari doomscrolling dan memperkuat kesehatan mental.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan dampak doomscrolling, banyak kampanye sosial telah diluncurkan oleh organisasi kesehatan mental dan pengguna media sosial. Mereka berupaya untuk mempromosikan penggunaan yang bertanggung jawab terhadap media digital dan mengajak masyarakat untuk memprioritaskan kesehatan mental mereka.
Dalam kesimpulan, fenomena doomscrolling menjadi perhatian serius dalam era digital saat ini. Untuk menjaga kesehatan mental dan kualitas hidup yang baik, penting bagi individu untuk mengenali kebiasaan doomscrolling dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dan membatasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H