Uji tuberkulin (Tes Mantoux)
Umumnya, uji tuberkulin (yang lebih dikenal dengan istilah tes mantoux) dilakukan pada anak-anak. Tes ini dikatakan positif apabila dalam 48-72 jam muncul bula (benjolan kecil) dengan diameter lebih dari 5 mm.
Komplikasi
Pada pasien TB, dapat terjadi beberapa komplikasi. Hal ini dapat terjadi sebelum penanganan, dalam masa penanganan maupun setelah selesai penanganan. Beberapa komplikasi yang dapat timbul antara lain efusi pleura, gagal napas, pneumotoraks,dan lain-lain.
Penanganan
Harus Anda pahami bahwa penyakit ini dapat ditangani dan juga disembuhkan. Namun, kesembuhan ini juga memerlukan kepatuhan penderita TB dalam mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Apabila tidak patuh, bakteri yang ada di dalam tubuh akan segera menjadi kebal terhadap obat TB (Multidrug resistant tuberculosis-MDR TB). Hasilnya,tenaga medis kemudian akan mempertimbangkan untuk menambah/mengganti jenis obat sehingga masa pengobatan pun menjadi lebih lama.
Sejatinya, terdapat beberapa obat yang digunakan untuk penanganan tuberkulosis. Obat-obatan tersebut dikenal dengan nama OAT (Obat Anti Tuberkulosis), yang terdiri atas Isoniazid, Rifampisin, Piranizamid, Etambutol. Tentu saja untuk mendapatkan obat-obat ini perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan petugas kesehatan agar dosis dan aturan minum dari obat ini sesuai dengan yang dianjurkan. Obat-obatan ini tersedia dalam kemasan tunggal (dijual terpisah) dan juga kemasan kombinasi (Fixed Dose Combination-FDC).
Pengobatan dengan cara ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase intensif (berlangsung 2-3 bulan) dan fase lanjutan (berlangsung 4 atau 7 bulan). Saat menggunakan obat-obatan tersebut, Anda tidak akan terlepas dari efek samping, berupa mual, nyeri sendi, kesemutan, warna kemerahan pada air seni.
Sesuai dengan strategi yang direkomendasikan oleh WHO, saat ini fasilitas kesehatan sudah menerapkan sistem DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)dalam penanganan TB. Dengan adanya strategi ini, diharapkan TB dapat diatasi dengan tepat. Berdasarkan data WHO, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2015, sekitar 49 juta jiwa dapat di “selamatkan” karena diagnosis dan pengobatan TB.
Pencegahan
Tidak hanya pengobatan, penderita TB pun perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak dengan mudah menularkan penyakitnya. Sebagai tindak pencegahan, penderita TB dianjurkan menggunakan masker/menutup mulut dengan tisu saat batuk/bersin. Selain itu, sebisa mungkin hindari pula kontak dekat dan terus-menerus dengan orang lain. Hal lain yang harus diperhatikan oleh penderita TB adalah sirkulasi udara di ruangan tempat tinggalnya agar tidak lembab.