3. Virilisasi
Apa itu virilisasi? Kondisi yang sering disangkutpautkan dengan tumbuhnya tumor pada kelenjar adrenal dan ovarium ini memicu peningkatan libido serta massa otot pada wanita. Hati-hati! Karena jika tidak segera ditangani, virilisasi daat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung serta hipertensi.
4. Jerawat
Jarang yang mengetahui bahwa jerawat merupakan salah satu efek samping hiperandroginisme yang paling umum ditemukan. Lho, kok bisa? Ternyata, peningkatan kadar testosteron biasanya dibarengi dengan meningkatnya produksi sebum. Jika sudah begitu, pori-pori di kulit wajah akan lebih mudah tersumbat hingga memicu pertumbuhan jerawat. Mengejutkan!
5. Kerontokan rambut
Tahukah Anda, bahwa 15% wanita yang mengalami kerontokan rambut memiliki kadar hormon androgen -terutama testosteron- yang tinggi di tubuhnya? Hal ini sejalan dengan pernyataan American Association of Clinical yang mengemukakan bahwa alopecia androgenetic, atau kerontokan rambut, adalah salah satu efek samping dari kadar testosteron tinggi pada wanita.
6. Masalah menstruasi
Terakhir, tingginya testosteron pada wanita dapat memicu terganggunya siklus menstruasi. Bahkan, dalam beberapa kasus, wanita bisa saja mengalami amenorrhea –berhentinya menstruasi- jika produksi hormon testosteronnya tidak ditangani.
Selain dilihat dari kacamata medis, tingginya kadar testosteron pada wanita juga dapat ditelaah dari segi psikis. Alasannya tidak lain karena kondisi ini dapat memengaruhi kejiwaan wanita terkait, seperti:
–  Skeptis (tidak mudah percaya)
Ternyata, tingginya kadar testosteron pada wanita dapat membuat ia berpikiran lebih skeptis, alias tidak mudah percaya. Lho, kok bisa? Usut punya usut, hal ini dikarenakan peningkatan testosteron biasanya dibarengi penurunan oksitosin- jenis hormon yang dipercayai banyak pihak sebagai katalisator tumbuhnya ikatan sosial serta ikatan kepercayaan antara satu orang dengan yang lainnya.
–  Mencari status sosial
Dalam salah satu publikasi Scientific American, ditemukan fakta bahwa wanita dengan tingkat testosteron yang tinggi cenderung menunjukkan perilaku yang mengarah pada pencarian jati diri serta peran gendernya di lingkungan sosial.