Mohon tunggu...
Priscila DianS
Priscila DianS Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Seseorang yang tak pandai merangkai kata, dan memiliki kemauan yang tak terbata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Kehidupan Pemuda Berdasarkan Lagu Ekspektasi-Ocan Siagian

21 Oktober 2021   16:02 Diperbarui: 21 Oktober 2021   16:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Priscila Dian Santoso
Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

Lagu Ekspektasi yang diciptakan oleh Ocan Siagian, tengah merajalela belakangan waktu lalu melalui platform media sosial yang ditunjukkan untuk berkreativitas. Lagu ini, menceritakan tentang seseorang yang tengah berkenalan melalui sosial media, namun ternyata perasaannya telah berkembang menjadi cinta sebelum orang tersebut bertemu secara langsung dengan aktor yang menjadi sasarannya.

Lirik yang tertuang dalam lagu tersebut sangat merefleksikan kehidupan pemuda saat ini. Setiap bait yang dilantunkan, rasanya hampir semua pemuda pernah merasakannya. Menurut UU No.40 tahun 2009 pasal 1 ayat 1, seseorang dikatakan pemuda ketika menginjak batasan usia 16-30 tahun. Rentan usia tersebut memiliki peluang dalam melukis indah masa muda dengan berbagai macam aktivitas. 

Ada yang memilih untuk mengukir prestasi, ada yang sudah memiliki penghasilan dari kerja sampingan, ada pula yang  masih mengandalkan orang tua, dan ada pula yang sibuk dalam urusan percintaan. Semua kegiatan tersebut, pada dasarnya memiliki keterkaitan antara individu dengan lingkungan termasuk teman sebayanya.

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter individu, nilai dan kebiasaan yang hadir biasanya tertanam membentuk pola perilaku yang memiliki kesamaan terhadap suatu hal.

Faktor eksternal, revolusi teknologi yang terjadi membawa perubahan yang signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Teknologi komunikasi telah menggandrungi seluruh kalangan, terutama golongan pemuda. 

Penggunaan gadget atau smartphone di kalangan pemuda, telah menjadi kebutuhan primer bagi mereka, pasalnya dalam melakukan aktivitas, kini hampir semua berdampingan dengan penggunaan gadget. Gadget membawa banyak keuntungan bagi individu yang mampu beradaptasi dan membaca peluang. 

Namun dilain sisi, terdapat konteks negatif yang berasal dari penggunaan teknologi sehingga melahirkan masalah sosial seperti cyberbullying, dan sebagainya. 

Dalam meminimalisir dampak negatif  dari penggunaan teknologi, hal tersebut berkaitan kembali dengan internal individu dan fungsi sosialisasi keluarga serta pergaulannya dengan rekan sebaya yang harus dilaksanakan secara maksimal dan terarah kepada hal positif bersandar dengan norma dan nilai yang berlaku.

Kehidupan pemuda kini makin mewujudkan peralihan sosial budaya. Ungkapan secara tersirat dari lagu ekspektasi Ocan Siagian, menyatakan bahwa kegiatan interaksi yang dilakukan seseorang terhadap lawannya diawali melalui media sosial. Dan hal tersebut menjadi bukti bahwa, kemajuan teknologi mampu menghubungkan yang jauh dan tak terbatas oleh waktu serta jarak. Semua orang bisa mencari relasi seluas-luasnya.

Selaras dengan kemajuan teknologi dan refleksi lagu ekspektasi karya Ocan Siagian terhadap kehidupan pemuda. Banyak pemuda mendedikasikan kehidupannya kepada sosial media, hampir seluruh aktivitas dilakukan di sosial media, berbagai platform digunakannya untuk mengikuti motivasi tertentu. Hebatnya, kini media sosial bisa menjadi jembatan seseorang untuk menemukan dambaan hatinya.

Segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang dan memiliki tujuan untuk memberikan makna terhadap orang lain dikatakan sebagai tindakan sosial menurut Max Weber. Weber menjelaskan bahwa segala tindakan yang tidak dilakukan tanpa pertimbangan perilaku dan berorientasi pada perilaku orang lain pada dasarnya bukan termasuk ke dalam tindakan sosial. 

Fenomena yang terjadi dalam sosial media, salah satunya mengenai filter kecantikan, banyak dikalangan pemuda menggunakannya supaya lebih percaya diri ketika dilihat oleh orang lain. 

Contoh tersebut sudah masuk ke dalam tindakan sosial, karena pada dasarnya terdapat beberapa aktor yang berusaha untuk memberikan kesan terbaik di media sosial itu tertuju bagi para penglihatnya dan mendapatkan kepuasan terhadap dirinya sendiri. 

Sepenggal lirik lagu Ocan Siagian mengatakan "foto postingannya dengan yang aslinya berbeda", menjadi contoh kemajuan teknologi dalam meningkatkan keadaan fisik seseorang menjadi lebih menarik ketika dilihat oleh orang lain. 

Berlanjut mendalami secarik lirik ekspektasi, ketika seseorang sudah berada di fase arousal atau merasa tertarik dan memiliki tujuan untuk berkenalan lebih jauh, maka akan ada yang namanya pendekatan. 

Biasanya dalam kehidupan pemuda dikenal dengan istilah "PDKT". Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan biasanya berkaitan dengan hubungan asmara. 

Proses pendekatan dikenal dengan istilah fase attraction dan termasuk dalam golongan tindakan sosial instrumental, dengan pengertian sebagai suatu tindakan yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut, pihak yang mengejar biasanya melakukan upaya secara maksimal, salah satunya dengan seni berbicara atau retorika, memberikan kesan yang baik supaya aktor yang menjadi targetnya lebih terbuka.

Kisah ini berawal dari instagram, merupakan kalimat pembuka lagu ekspektasi. 

Lagu tersebut membuktikan bahwasanya interaksi yang terjadi bukan hanya berawal dari dunia nyata saja, tetapi kini merambat ke dunia maya hingga mampu menghadirkan benih-benih cinta terhadap orang yang belum saling mengenal. Cinta merupakan bagian dari kehidupan sosial yang melibatkan 2 orang dalam menjalankannya. 

Dalam hidup ini, terdapat berbagai macam jenis cinta, seperti cinta eros (tertarik dengan fisik), cinta ludrus (cinta hanya permainan kejar mengejar, tidak pernah serius), cinta stroge (saling menghargai, biasanya cinta hadir dalam pertemanan), cinta mania (bersifat destruktif), cinta pragma (hubungan yang serius, memiliki banyak pertimbangan), cinta agape (cinta Altruistik dan penuh spiritualisme). Kehidupan setiap pemuda memiliki cerita dan jenis cintanya tersendiri

Dalam lagu ekspektasi seseorang yang telah jatuh cinta itu ingin menemui penghuni hatinya, namun terhalang oleh jarak, tapi sampai pada satu titik dimana karena keinginannya yang bulat untuk bertemu karena perasaan cinta yang telah hadir, akhirnya mereka bertemu dengan membawa ekspektasi masing-masing, digambarkan dalam penggalan kalimat "terbayang indah raut wajahnya" kalimat tersebut memfokuskan terhadap penampilan fisik incarannya. 

Setelah itu lirik tersebut dilanjut dengan "Wadaw, foto postingannya dengan yang aslinya berbeda" menunjukan karena teknologi kini yang semakin canggih, mampu membuat perubahan terhadap fisik seseorang di media sosial. Terdapat banyak kejadian yang telah marak di sosial media hingga detik ini, merasa tertipu karena kebohongan atas kepalsuan fisik seseorang. 

Namun hal tersebut tidak bisa dihindari, sebab hampir seluruh tindakan yang dilakukan seseorang dan memiliki tujuan tersendiri. Melanjutkan lagu ekspektasi, lirik tersebut diakhiri dengan untaian kalimat "cinta memang tak bisa diukur oleh rupa" membuktikan bahwa ternyata cinta tidak hanya dilihat dari faktor yang nampak saja. Hanya perlu diketahui, bahwa memang "dunia maya tak seindah realitanya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun