Menungkinkan orang untuk saling berinteraksi langsung dengan suatu peristiwa maupun aktor yang terlibat dalam dunia virtual.Â
Orang-orang yang tinggalnya di tempat berbeda kemudian melakukan siaran akan terlihat dan merasakan sensasi seolah-olah sedang berada dalam studio atau ruangan yang sama.
Begitu pula pemirsa yang menyaksikan akan merasakan berada dalam studio dan menonton acara tersebut secara langsung.Â
Penerapan dari fungsi ini pada jurnalistik dalam kemasan metaverse tentu memberikan pengalaman baru saat menerima informasi. Namun konten dan pengemasan berita sama saja dengan praktik berita konvensional.Â
Hal tersebut menjadi tanya tanya sejauh apa sebenarnya fungsi  dan nilai tambah metaverse terhadap jurnalisme.
Konten berita yang ditawarkan rata-rata sama dengan yang dihadirkan pada media konvensional, sementara nilai yang paling ditawarkan adalah hiburan dan sensasi berbeda ketika menerima informasi.Â
Walaupun mengalami ketidakjelasan dalam fungsi jurnalistik, metaverse masih terus diupayakan keberadaanya, melihat minat masyarakat dunia berorientasi pada perkembangan teknologi digital.Â
Anggap saja negara yang tidak menunjukan minatnya terhadap kebaharuan teknologi tentu akan mengalami ketertinggalan.Â
Apalagi metaverse dalam dunia digital komunikasi saat ini menawarkan sesuatu yang menampilkan realitas-realitas dalam dunia virtual sehingga keberadaanya untuk sektor jurnalisme akan sangat dipertimbangkan karena mampu menciptakan realitas berupa informasi yang faktual.
Metaverse untuk Jurnalisme Masa DepanÂ
Pemerintah Indonesia di tahun 2022 ini tengah mempersiapkan regulasi bagi media dengan harapan agar lebih maju serta dapat memberdayakan masyarakat.