6.Grup Arang Suwng dari Kecamatan Dukuh Waluh, PurwokertoTimur.
Pukul 14.00-16.00, pentas bersama-sama semua grup dengan memamerkan keunikan, kekhasannya lewat permainan atraksi masing-masing yang dipandu oleh enam orang pawang sekaligus sebagai pengendali disaat penari Ebeg kemasukan indhang(roh halus) yang di masyarakat Banyumas dikenal dengan istilah wuru/mendem dan atau intrance.
PELAKSANAAN
A. Tempatdan Waktu Pelaksanaan
Pergelaran Mebarung Ebeg Gagrag Banyumas terselenggara atas fasilitasi yang disediakan oleh Kepala desa Klapagading, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Mebarung dipergelarka di sebuah lapangan olah raga, yang terletak di belakang kantor Kepala Desa, tepatnya beada di dekaat pertigaan jalur lintas umum jurusan Bandung, Cilacap dan Purwokerto. Desa Klapagading, Kecamatan Wangon adalah sebuah tempat yang berada di wilayah Kabupatan Banyumas perbatasan antara Kabupaten Cilacap dengan Banyumas.
Pemilihan lokasi sebagai tempat pegelaran Mebarung dengan alasan bahwa selai Kecamatan Wangon merupakan daerah yang sangat setrategis dan mudah dijankau dari arah manapun, juga karena daerah tersebut dikenal sebagai basis kesenian Ebeg. Sisi lain dari hal tersebut di atas bahwa Kecamatan Wangon merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Banyumas yang paling banyak ragam gaya Ebeg Banyumas dengan memunculkan karya-karya kemasan yang sering diekspos media facebook. Dari beberapa karya kemasan yang sering diekspos oleh media sosial, banyak juga karya-karya baru yang dikemas dengan bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari kemasan kensenian Ebeg pada umumnya di daerah Banyumas. Ada salah satu kemasan Ebeg yang bentuknya mengadopsi dari sajian kapalan atau budalan dalam pertunjukan wayang purwa.
Berdasarkan fenomena inilah yang kemudian tim survei dari Sanggar Langen Budaya Banyumas menentukan lokasi pergelaran tersebutdi tempatkan di desa Kalapagading, Kecamatan Wangon. Pemilihan lokasi tersebut adalah bertujuan agar warga masysrakat Desa Klapagading umumnya dan kelompok-kelompok Ebeg yang ada di Desa Klapagading bisa melihat langsung untuk memperbandingkan bentuk-bentuk sajian Ebeg dari daerah lain terhadap upaya kemasannya. Dari proses inilah panitia berharap agar nantinya terjadi kerja sama dengan para pengamat khsusnya dengan mahasiswa ISI Surakarta, agar karya-karya seniman daerah yang telah dikemas bisa menjadi bahan evaluasi demi keberlangsungan karya berikutnya yang lebih berciri khas lokal.
