MEBARUNG SENI EBEG GAGRAG BANYUMAS
A.Latar Belakang
Pergelaran “Mebarung” seni Ebeg gagrag Banyumas adalah sebuah konsep yang kami pinjam dari sebuah peristiwa pertunjukan musik tardisional (gong kebyar) di Bali (Denpasar). Istilah Mebarung dalam tradisi masyarakat Bali dimaknai sebuah perhelatan musik yang cukup bergengsi, yakni bentuk pertunjukan konser karawitan secara berjejer yang terdiri dari dua atau lebih kelompok dengan masing-masing memperlihatkan keunikan, kepawaian serta kemahiran dalam mengolah gending. Dari sekian materi pertunjukan biasanya terdapat beberapa gending yang disajikan dengan tarian. Tradisi meberung dalam budaya masyarakat Bali adalah salah satu bentuk kebutuhan secara kolektif yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif para seniman karawitan dan tari. Kegiatan tradisi Mebarung menjadi berlangsung secara kompetitif karena Bali memiliki kekayaan ragam karawitan yang sangat kompleks dan keberadaanya selalu hidup dan berdampingan dengan upacara-upacara ritualnya.
Banyumas sebagai sebuah sub kultur budaya Jawa yang berada wilayah di pesisir selatan Jawa Tengah memiliki kekayaan jenis kesenian lokal yang sangat beragam. Salah satunya ditandai dengan adanya kesenian Ebeg gagrag Banyumasan yang memiliki keunikan sebagai ciri khas identitas budaya lokal masyarakat Banyumas. Ironisnya keberadaan inikurang mampu seirama dengan laju peradaban masyarakatnya.Banyaknya persoalan dalam perkembangan kesenian Ebeg yang justru dari faktor interen keseniannya itu sendiri. Akibat dari kurang didukung oleh kemampuan beradapasi dengan perkembangan dinamika jamannya, makasecara perlahan-lahan berdampak pada pergeseran tingkat apresiasi masyarakat Banyumas terhadap keseniannya sendiri. Terutama dikalangan anak-anak muda, mereka lebih tertarik dengan kebudayaan masa yang justru datang dari luar budayanya. Situasi ini semakin diperpuruk dengan kuatnya pengaruh kebudayaan global yang tidak disikapi secara serius sebagai bentuk filter terhadap arus global yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat setempat. Untuk itu perlu adanya upaya nyata sebagai bentuk perhatian khusus yakni berupa fasilitasi dalam menguatkan kembali kesenian gagrag Banyumas agar tumbuh dan berdaya bagi kehidupan pendukungnya.
Foto ini adalah salah satu potret gambaran dari fenomena riil yang ada dari jenis pertunjukan kesenian Ebeg gagrag Banyumas. Secara visual tampak menarik dan terdapat perbedaan yang mencolok, yakni pada aspek kemasan properti tari seperti kuda kepang, iket kepala, alas kaki, gerak yang disajian, serta panggung pertunjukannya. Namun apakah jika dirunutsecara filosofinya kesenian Ebeg Banyumas sebagai kesenian rakyat telah benar-benar menjadi tontonan tepat untuk diapresiasi oleh measyarakat awam khususnya generasi muda?Tentu pertanyaan ini menjadi bahan kajian penting bagi pemerhati perkembangan kesenian lokal di Banyumas. Kami atas nama Sanggar Seni Langen Budaya Banyumas yang salah satu kegiatannya menggali dan mengembangkan kesenian Ebeg Banyumas bermaksud mewadahi keluhan-keluhan sebagian seniman yang sependapat untuk kemudian mengadakan satu bentuk pergelaran yang betajuk pengembangan yang berbasis keunikan lokal.
Upaya pendataansecara statistik terhadap Grup-grup kesenian Ebeg yang ada di wilayah Banyumas rayamemang telah dilakukan oleh Bidang Kebudayaan, namun masih dalam batas ukuran kuantitatif. Upaya-upaya pendataan dalam bentuk identifikasi gaya dalam rangka memetakan keragaman yang lebihspesifik tampaknya belum pernah dilakukan.Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, maka jika tidak ada upaya penggalian dan pendokumentasian, serta pengembangan dengan sungguh-sungguh dapat dipastikan kesenian Ebeg gagrag Banyumaspun akan mengalami pergeseran yang semakinjauh dari keunikan serta kekhasan yang dulu telah ada di setiap daerah.
Selain persoalan tersebuat di atas, banyak faktor lain yang mengakibatkan kesenian Ebeg gagrag Banyumas menjadi kurang diapresiasi oleh masyarakatnya antara lain: 1) kemasan sajian gerak yang kurang peduli terhadap aspek kekhasan dan keunikan gaya di setiap daerah. Bentuk kemasan yang semacam ini biasanya terjadi pada event-event tertentu seperti perlombaan yang diselenggarakan oleh sebuah institusi tertentu yang kebanyakan hanya mengejar sebuah capaian yang bersifat sensasi, 2)Setting panggung pertunjukan yang tidak mempertimbangkan aspek kemenarikan secara visual sehingga terkesan kumuh, 3) Kondisi gamelan yang tidak terawat baik secara pelarasan maupun bentuk visualnya, sehingga panggung gamelan yang merupakan kesatuan dari pertunjukan Ebeg menjadi terkesan kumuh, 4) Desain kostum yang cenderung tidak mengindahkan aspek filosofinya, sehingga antara makna gerak, gendhing, corak/bentuk kostum, dan setting panggungnya tidak menyatu bahkan cenderung semakin tidak jelas nilai estetiknya, 5) Sound system yang kebanyakan tidak didukung oleh kualitas alat serta operator yang memadai, sehingga hasil yang dikeluarkan dan ditangkap oleh penonton tidak membuat suasana yang nyaman.
Sudah banyak upaya pengkemasan dari berbagai aspek pendukung pertunjukan Ebeg seperti kostum dan properti penari tari serta kostum pengrawit oleh para pelaku seni di daerah, namun karena keterbatasan kemampuan dalam mengolah ide sehingga banyak yang menghsilkan bentuk-bentuk karya yang melenceng jauh dari nilai lokalitasnya. Sanggar seni Langen Budaya memiliki keinginan untuk mengadakan suatu program penggalian nilai lokal yang berorientasi pada pengayaan kembali terhadap nilai-nilai estetik yang banyak dimiliki oleh masing-masing kelompok kesenian Ebeg di daerahBanyumas.Dengan harapan setelah terselenggaranya pergelaran Mebarung tersebut dapat menjadi pemicu terhadap jenis kesenian di Banyumas yang memiliki kondisi serupa dengan kesenian Ebeg.
Pergelaran Mebarung seni Ebeg Banyumasmerupakan bentuk respon dari kekawatiran kami (penyelenggara kegiatan) terhadap kondisi pertunjukan kesenian Ebeg gagrag Banyumas yang akhir-akhir ini telah bergesermenjadi bentuk tontonan yang dangkal.Beberapa kali kami melakukan pengamatan terhadap pertunjukan Ebeg Banyumas baik di lingkungan kota maupun desa ternyata telah mengalami perubahan yang serupa, yakni lebih banyak mengeksplor unsur intrance atau wurunya dibanding unsur-unsur lain yang sebenarnya lebih khas dan spesifik seperti tari, repertoar gending, dan ragam pola lantai. banyak menampilkansebagaiingin mengembalikan keragaman, kekhasan dan keunikan kesenian EbeggagragBanyumas yang dewasa ini telah terjadi perekayasaan yang mengarah kepada bentuk penyeragaman.
B.Tujuan Kegiatan
Pergerakan Sanggar Langen Budaya adalah bertujuan untuk menggali dan mengembangkan nilai lokal baik dari aspek bentuk sajian maupun struktur pertunjukan Ebeg Banyumasan. Dengan kegiatan pergelaran Mebarung yang mementasan berbagai kelompok Ebegdalam satu even pergelaran maka akan dapat dilihat perbandingan tentang perbedaan kekhasannya untuk kemudian dapat didomunetasi kembali sebagai bahan kajian yang berikutnya untuk dikembangkan atau dikemas menjadi karya baru.