Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Peran Penting Perkreditan Rakyat dalam Pembangunan Ekonomi

29 Juli 2024   20:33 Diperbarui: 29 Juli 2024   21:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Rasanya baru kemarin---duduk di bangku kuliah, dosen di depan menerangkan tentang S=I, yang maksudnya jumlah tabungan yang ada di suatu negara adalah sama dengan investasi yang diharapkan tumbuh di negara tersebut. Jumlah uang nasabah yang tersimpan itu (di bank) akan digunakan sebagai kredit usaha bagi rakyat. Ceteris paribus.


Perkreditan rakyat, khususnya yang menyasar sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), memiliki peran yang sangat krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Di luar isu fiskal dan makro ekonomi, topik pembiayaan oleh perbankan ini menjadi isu yang tak kalah menarik. Keberadaan lembaga keuangan perbankan dan bagaimana performanya menjadi salah satu elemen penting untuk melihat bagaimana perekonomian secara keseluruhan.

Salah satu contoh Bank Perkreditan Rakyat yang performanya patut dipuji adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Centra Artha. Hal ini sesuai dengan visi BPR dari Tegal yang berdiri pada tahun 2010 silam, yakni menjadi 10 BPR terbaik dalam hal pengelolaan keuangan di Jawa Tengah.

Kunci sukses dari kinerja yang ciamik dari BPR Central Artha Tegal tersebut adalah digitalisasi. Digitalisasi di sektor jasa keuangan dapat mengefisiensikan operasional bisnis, dan di dalam masyarakat yang sudah mulai serba digital, entitas yang mampu memberikan pelayanan digital mendapatkan trust dari masyarakat. Masyarakat (dalam hal ini nasabah) mengharapkan kemudahan dalam proses transaksi dan urusan administrasi lainnya.  

BPR Central Artha membangun digitalisasi tersebut lewat Indibiz Multifinance dengan menggunakan solusi digital Omni Communication Assistant (OCA) dan Finnet. Jadi, OCA ini digunakan untuk komunikasi dua arah dengan nasabah. 

Contohnya, saat nasabah melaksanakan setoran, mereka akan mendapatkan notifikasi. Perhatian juga diberikan saat nasabah berulang tahun, ucapan selamat tak lupa dilakukan.  

Sedangkan untuk pembayaran, Finnet mempermudah proses pembayaran nasabah tanpa terikat jarak dan waktu. Tidak perlu lagi datang ke kantor bank, kini nasabah sudah bisa melakukan setoran dari rumah masing-masing.

Kehadiran Indibiz Multifinance untuk market jasa keuangan seperti BPR, semakin memperkuat posisi Indibiz sebagai ekosistem solusi digital di pasar business to business (B2B) Telkom khususnya pelaku UKM di daerah di Indonesia. 

Semakin banyak BPR & BPRS di Indonesia menggunakan solusi digital dari Indibiz Multifinance,maka peluang digitalisasi di sektor jasa keuangan semakin tercipta lebar dan harapan mewujudkan perekonomian yang inklusif bagi semua kalangan dapat segera terwujud.

Secara umum, kemajuan Lembaga perbankan untuk perkreditan rakyat diharapkan dapat meningkatkan akses pembiayaan. Dengan digitalisasi, proses pengajuan kredit nantinya bisa menjadi lebih sederhana (dengan persyaratan yang lebih fleksibel, seperti misalnya persyaratan agunan yang lebih ringan). UKM juga diharapkan dapat naik kelas. 

Dengan kemudahan mendapatkan modal usaha, kredit yang diperoleh dapat digunakan untuk menambah modal kerja, membeli peralatan, atau mengembangkan usaha. Dengan adanya akses pembiayaan, UKM dapat melakukan inovasi produk, memperluas pasar, dan meningkatkan daya saing.

Tatkala pertumbuhan usaha terjadi, peningkatan penciptaan jumlah tenaga kerja diharapkan terjadi yang tercipta. Angga pengangguran turun. Size ekonomi meningkat. Kredit yang disalurkan akan berputar di dalam ekonomi lokal, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan berkembangnya UKM, masyarakat akan lebih mandiri secara ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada sektor formal

Dan terakhir. Segala upaya tersebut dapat mendorong inklusi keuangan. Melalui proses pengajuan dan pengelolaan kredit, masyarakat akan semakin memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Perkreditan rakyat seringkali menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk mengakses layanan keuangan lainnya, seperti tabungan dan asuransi.

Meskipun memiliki peran yang sangat penting, perkreditan rakyat juga menghadapi beberapa tantangan, seperti tingginya tingkat risiko kredit macet, terbatasnya sumber daya manusia, dan persaingan yang ketat. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan mikro, dan pelaku usaha.

Peningkatan kapasitas lembaga keuangan menjadi keniscayaan. Melalui digitalisasi, dengan menghadirkan aplikasi Customer Relationship Management (CRM) alias Manajemen Hubungan Pelanggan yang dirancang untuk membantu bisnis menciptakan pengalaman yang istimewa bagi pelanggan sudah menjadi kewajiban. Aplikasi CRM ini mencakup interaksi pertama prospek, tercapainya transaksi, dan lain-lain.

Saat ini digitalisasi untuk layanan keuangan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah menurut data OJK sebanyak 1.557 per Juni 2024, dan sudah saatnya ditingkatkan. Dan untuk mendukung digitalisasi itu, tentu saja perlu internet bisnis/wifi bisnis dengan konektivitas yang dapat diandalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun