Air Terjun Tiu Kelep
Mundur satu hari dari Benang Kelambu, aku mengunjungi Air Terjun Tiu Kelep di Senaru, Lombok Utara. Di lokasi ini juga terdapat Air Terjun Sendang Gile. Keduanya sama masyhur dengan Benang Kelambu.
Selepas perjalanan dari Sumbawa, aku dijemput rekanku di Mataram. Dia bekerja di KPPN Mataram. Kayaknya sih, ada prinsip yang unik dari sesama insan perbendaharaan, meski tidak begitu kenal/tidak akrab, kalau bertemu ya bisa langsung menyatu. Tadinya aku minta temani dia jalan-jalan, tetapi dia sudah punya rencana hunting ke pantai. Ya, dia hobi fotografi.
Aku dikenalkan dengan temannya yang kemudian mengantarku dengan motor ke Tiu Kelep. Dari Mataram, ada 2 rute untuk mencapai Senaru. Pertama kamu bisa jalan menyusuri pesisir. Jalannya lebih jauh dan berliku.Â
Kedua, kamu bisa melewati Bukit Pusuk. Bukit Pusuk ini lokasi yang rawan longsor dan memacu adrenalin karena ketinggiannya. Namun, secara jarak, lebih dekat. Kami melewati rute kedua dan pemandangannya luar biasa meski benar-benar harus pegangan, karena rasanya badan mau merosot ketika menanjak.
Butuh waktu lebih dari 2 jam dengan sepeda motor untuk mencapai Tiu Kelep. Idealnya memang memakai mobil.Â
Karena sudah lelah, aku terpaksa menerima tawaran guide lokal untuk mengantar kami dengan ojek hingga ke Sendang Gile. Ada peraturan untuk tidak boleh membawa motor pribadi ke dalam. Aku paham, ini untuk memberdayakan perekonomian warga setempat. Apalagi saat memandu kami ia bercerita kondisi yang begitu sepi sejak awal pandemi. Turis-turis berkurang drastis.Â
Sedihnya, aku tidak membawa ponselku yang bermasalah saat ke Tiu Kelep, hanya ada kamera go pro ala-ala untuk merekam perjalanan tersebut.Â
Air Terjun Tiu Kelep memang seindah itu. Dari Sendang Gile, kita hanya perlu berjalan kaki sekitar setengah jam saja. Rutenya tidak berat. Hanya penting untuk tidak pakai sepatu (karena bakal melewati sungai) apalagi sandal jepit (karena licin). Pakailah sendal gunung ya, Kawan.Â