Dengan berpedoman pada rasio manajemen keuangan tersebut, aplikasi keuangan yang ada sekarang bisa membantu kita dalam mengalokasikan dana yang ada. Yang paling urgent misalnya tabungan untuk pendidikan anak.Â
Kita bisa alokasikan khusus lewat deposito atau tabungan berencana tadi dengan pilihan bunga yang lumayan. Pilihan investasi pun kini kian beragam dan dapat kita akses melalui aplikasi di genggaman tangan kita. Ada saham, reksadana, hingga surat utang negara yang bisa kita beli di sana.
Tentu, khusus untuk investasi, masing-masing punya karakterstik sendiri sehingga wajib kita pelajari untuk mengetahui risikonya. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, sedikit-banyak kita harus belajar soal teknisnya agar bisa cuan.
Pola pikirnya tentu juga bisa dibalik antara menabung dan kredit tadi. Misalnya saya yang hobi traveling, healing-healing dari keriuhan dunia kerja dengan staycation santai di hotel. Kan nggak mungkin kita menangguhkan stress akibat pekerjaan. Nabung dulu setahun untuk liburan. Ada rasa pokoknya mau liburan sekarang. Ya sudah itu bisa dilakukan sekarang, tinggal nanti alokasi cicilannya adalah menggunakan alokasi dari yang besarannya 10% itu.Â
Di Adiraku, semua jadi bisa. Kita bisa memilih Pengajuan Pinjaman Dana Multiguna. Pengajuan Pinjaman Dana Multiguna ini memfasilitasi injaman dana dengan jaminan BPKB sepeda motor atau mobil untuk berbagai kebutuhan seperti renovasi rumah, pendidikan, modal usaha, wisata atau kenduri.Â
Selain pengajuan pinjaman kredit kendaraan bermotor dan multiguna, Adira Finance melalui Adiraku juga memfasilitasi pinjaman untuk elektronik dan furnitur, serta pembiayaan umroh.Â
Saat ini, rasanya sudah cukup punya 2 jenis aplikasi itu untuk disiplin kelola keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Simpelnya ada aplikasi debet dan ada aplikasi kredit. Dan di antaranya  ada fitur-fitur yang memfasilitasi pembayaran kebutuhan sehari-hari yang rutin seperti listrik dan pulsa. Bisa banget kan harusnya ada fushion antara semua aplikasi ini sehingga segalanya bisa dilakukan hanya lewat satu genggaman tangan.
Pada akhirnya, teknologi itu tidak berguna apabila diri kita tidak memiliki pengetahuan/literasi keuangan yang baik. Ibarat kata, smartphone akan sia-sia kalau yang punya tidak smart.
Sebelum melakukan manajemen keuangan, penting untuk melakukan financial check up. Ini sebenarnya upaya untuk menilai berapa "kekuatan finansial" kita saat ini. Apakah sudah cukup kuat dan sehat? Financial check up ini menghitung semua kekayaan yang kita miliki, aset-aset kita, juga utang kita. Negara saja punya batas rasio utang terhadap PDB, maksimal 60%.Â
Jangan sampai utang kita terlalu banyak. Kalau terlalu banyak, kita harus menguranginya terlebih dahulu sebelum mengacu pada rasio pembagian pos keuangan di atas. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita mengatur ruang fiskal keluarga. Ruang fiskal ini sebenarnya hanya bisa diciptakan dengan dua cara. Menekan pengeluaran dan menambah penghasilan. Hanya itu pilihannya.