Pasti tak jarang kita saksikan orang-orang membicarakan APBN di media sosial. Isinya simpang-siur. Bahkan tokoh-tokoh yang diundang ke televisi pun kadang tidak berlandaskan pada data sebenarnya saat membicarakan APBN Kita. Padahal sejak dulu, data mengenai realisasi APBN per bulan ini bisa diunduh secara terbuka lewat webnya Ditjen Perbendaharaan. Tapi memang, masih dalam bentuk I-Account, dan tidak semua orang bisa membaca I-Account.
Untuk memudahkan pembacaan APBN tersebut, Kemenkeu membuat wadah khusus bernama "APBN Kita" yang bisa dilhat dan diunduh melalui https://www.kemenkeu.go.id/apbnkita
Di sini aku coba menunjukkan highlight dari realisasi APBN Kita sampai 31 Januari 2022, untuk memberikan yang lebih jelas bagaimana sih kondisi sebenarnya dari kinerja dan fakta APBN?
Sebagaimana kita tahu, APBN itu terdiri dari pendapatan dan belanja. Karena Indonesia menganut sistem anggaran defisit, selisih antara pendapatan dan belanja itu ada di pembiayaan.
Bagian pertama adalah realisasi pendapatan negara s.d. 31 Januari 2022. Dari infografis di atas, dapat kita lihat bahwa realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Januari tercatat Rp156,04 triliun atau 8,45 persen dari target pada APBN 2022. Capaian tersebut lebih tinggi Rp55,31 triliun dari periode yang sama tahun lalu, melanjutkan tren kinerja positif yang terjadi pada akhir tahun 2021. Dari sisi pertumbuhannya, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah tumbuh 54,90 persen (yoy ).Â
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian kita seolah sudah hampir pulih seperti sebelum pandemi. Secara sektoral, tren pertumbuhan positif di beberapa sektor. Namun memang, kenaikan harga komoditas memegang peranan penting dalam kenaikan pajak ini.Â
Untuk kepabeanan dan cukai, kenaikan hampir mencapai 100%. Faktor yang mendorong kinerja ini adalah penerimaan cukai hasil tembakau dari dampak penyesuaian kebijakan tarif cukai rokok dan kegiatan pengawasan.Â
Lalu bagaimana dengan belanjanya?