Beberapa hari terakhir, media massa memberitakan tentang molnupiravir. Sebuah obat eksperimental yang dikonsumsi pasien pengidap Covid-19 dapat mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar setengahnya, berdasarkan hasil uji klinis sementara. Obat itu bernama Molnupiravir.Â
Pil antivirus Molnupiravir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck & Co memberikan hasil yang positif pada data uji klinis tahap III yang melibatkan 775 pasien dengan gejala Covid-19 ringan dan sedang selama lima hari atau kurang.Â
Dalam uji klinis tersebut, masing-masing partisipan memiliki setidaknya satu faktor risiko mengalami sakit parah, seperti obesitas atau berusia uzur. Selama lima hari, sebagian dari partisipan uji klinis tersebut diminta meminum Molnupiravir dua kali sehari di rumah.
Tentu ini adalah kabar gembira buat kita semua. Kabar ini menjadi kabar baik lain setelah ada harapan bahwa virus Sars-Cov 2 dan variannya akan melemah dengan sendirinya.
Saat ini, status pandemi Covid-19 sudah diwacanakan untuk menjadi endemi seiring dengan meningkatnya kekebalan masyarakat terhadap virus dan menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien yang dirawat dan angka kematian akibat virus menurun.Â
Endemi sendiri didefinisikan sebagai penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit malaria di Papua.Â
Contoh penyakit lainnya di Indonesia yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.Â
Kata kunci lain dari endemi adalah penyebarannya dapat diprediksi. Meski itu juga berarti kita akan hidup bersama Covid-19.
Bila status endemi itu terjadi, Pemerintah tidak berarti boleh lengah. Ada beberapa langkah yang tetap harus dilakukan. Langkah pertama adalah pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan.Â
Pemakaian masker akan menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan. Langkah kedua adalah pembentukan kekebalan imunitas atau herd immunity secara berahap, mulai tingkat regional, daerah aglomerasi, hingga perlahan terbentuk kekebalan menyeluruh secara nasional.Â