gerimis pertama yang turun di kota ini begitu tipis
daun-daun yang tak sempat ranggas
masih menyimpan debu milikmu. aku dan semua
kenangan yang tak pernah bisa kutepis
seolah saling menopang dagu, menyaksikan
para bidak di papan catur tak juga digerakkan.
sedikit hal yang tidak menjadi biasa, kemarau
tak akan pernah disamakan dengan kebaikan--
bagaimana mungkin jika gerimis setipis ini dituduh
sebagai penjahat yang menghapus sekian tahun
di kalender itu?
bahkan seorang grand master akan tawarkan remis
melihat keadaan akan sama-sama adil bagi kita
untuk mengenang gerimis lain di masa lalu
yang sejujurnya tak pernah kita tempuh.
aku dan semua milikmu atau kau dan semua milikku
bersandar di pinggir jendela, malu-malu
mengeluarkan telapak tangan, menampung gerimis itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H