Kecerdasan finansial menjadi salah satu fokus yang kini kerap dibicarakan. Berkaitan erat dengan itu, topik investasi juga selalu marak diperbincangkan. Namun, minimnya literasi keuangan membuat generasi muda kerap tersalah dalam memahami investasi yang ada dan sembrono memilih portofolio. Berikut aku coba bagikan beberapa tips memilih investasi digital bagi generasi muda.
Tentu saja, zaman sekarang pilihan investasi makin banyak. Berbeda dengan generasi terdahulu, investasi dilakukan secara konvensional dengan keahlian dalam memanajemen aset. Tanah, rumah kontrakan, kebun. Kepiawaian dalam manajemen aset amatlah menentukan.
Namun kini, sulit sekali bila harus memakai resep yang sama. Sebab, harga tanah sudah tinggi. Sampai kapan kita harus menunggu bisa mengumpulkan uang untuk bisa membeli tanah? Rasanya hal itu menjadi privilege beberapa orang saja kini.
Investasi kemudian hadir dalam bentuk berbeda, secara digital dan bisa dimulai dengan angka-angka yang sederhana. Berbagai aplikasi hadir untuk memberi kemudahan investasi.Â
Investasi Emas
Dibanding menyebutnya sebagai investasi, aku lebih suka bilang emas adalah hedging. Lindung nilai. Ketika keadaan memburuk, biasanya nominal emas naik karena kehadirannya untuk menyeimbangkan nilai.Â
Sekarang, telah hadir berbagai palform penjualan emas digital. Di luar masalah keyakinan (yang harus membeli emas tunai dan fisik), pilihan ini menjadi yang paling aman. Namun mindsetnya adalah untuk jangka panjang. Sebab, dalam jangka pendek, harganya ya tidak banyak mengalami kenaikan (kecuali krisis).Â
Kita bisa menabung emas mulai dari 10 ribuan, dan bolehlah punya simpanan emas digital ketimbang uangnya idle di bank.
Reksadana dan Saham
Pilihan favorit anak muda adalah reksadana. Reksadana dianggap lebih aman dengan imbal hasil yang lumayan. Sebenarnya, reksadana adalah instrumen investasi yang menghimpun dana dari masyarakat untuk ditempatkan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Selanjutnya, dana ini akan dikelola oleh Manajer Investasi untuk diinvestasikan dalam bentuk saham, obligasi, maupun pasar uang. Reksa dana terbagi menjadi dua yakni reksa dana terbuka dan reksa dana tertutup.Â
Secara konteks dibedakan dengan saham yang kita sendiri yang memainkannya. Nah, kalau mau main saham, prinsipnya selalu high risk high return. Perlu belajar dulu hal-hal mendasarnya. Jangan sampai jadi kayak berita yang pinjam online buat main saham.
P2P Lending
Peer to Peer Landing alias P2P Lending juga kian digemari. P2P lending ini memfasilitasi pembiayaan kepada bidang usaha tertentu. Kita bisa memilih proyek-proyek yang tengah dilakukan pembiayaan. Menilai profil penerima pembiayaan dan segala risikonya.
Ada banyak P2P Lending seperti Tanifund yang berfokus di pertanian, Akseleran, Alami, dll.
Untuk melihat risiko, selain profil penerima pembiayaan, pastikan bahwa proyek sudah diasuransikan. P2P Lending menjadi menarik karena imbal hasilnya berkisar dari 12-18%.
Kripto
Kripto adalah roller coaster. Kita bisa dapat uang dengan cepat dan kehilangan dengan cepat. Bitcoin dan Ethereum menjadi dua market teratas pasr kripto. Koin-koin lain seperti BNB, ADA, hingga Dogecoin juga dianggap menarik. Namun, sekali lagi, kalau jantungan jangan main kripto.Â
Kripto dianggap potensial dengan rata-rata pertumbuhan 0,25% per hari. Dan anak muda banyak menggemarinya.
Namun, Kripto masih ilegal karena selain fundamentalnya belum jelas, risikonya terlalu besar. Meski transaksi bulanan Kripto dari Indonesia diperkirakan lebih dari 200 triliun lho.
Nah, itulah pilihan investasi digital buat anak muda. Tentu saja jika ingin memulai investasi, pastikan dulu pemahaman finansial kita sudah tepat. Jangan sampai alokasi untuk investasi mengganggu alokasi untuk kebutuhan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H