Pantas bila Liga Inggris dikatakan sebagai liga terbaik di dunia. Terlepas dari perebutan juara yang musim ini tidak seseru biasanya, perebutan peringkat-peringkat di bawahnya begitu alot.
Arsenal yang terseok-seok, bahkan pernah duduk di peringkat 15 musim ini, nyaris saja mendapat satu tempat kualifikasi Liga Eropa. Pun Leicester yang sudah menjuarai Piala FA, sudah siap-siap menjajal Liga Champion kembali.
Terlepas dari Chelsea yang keok dari Aston Villa, pertandingan antara Leicester melawan Tottenham menjadi kunci klasemen akhir Liga Inggris. Mimpi Leicester itu hampir menjadi kenyataan karena sampai menit ke-75, Leicester masih unggul 2-1 atas Tottenham. Hasil itu pun membuat Arsenal tersenyum karena dengan begitu peringkat 7 akan menjadi milik Arsenal yang sukses mengungguli Brighton 2-0.
Tapi apa daya, bagi Tottenham yang merupakan musuh bebuyutan Arsenal, ada hal yang membahagiakan selain menjadi juara. Yaitu bila berhasil finish di atas Arsenal.
Motivasi itu yang membuat Tottenham menggila di 15 menit akhir. Gol bunuh diri Schmeichel di menit ke-76 memupus harapan Leicester karena hasil imbang saja tak cukup menggeser Chelsea. Leicester kalah selisih gol.
Yang terjadi selanjutnya, bukan malah berhasil membalas, Leicester diberondong dwigol Gareth Bale. Skor 2-4 menjadi akhir untuk kemenangan Tottenham.
Ini berarti ketiga kalinya secara beruntun Tottenham finish di atas Arsenal. Dan ini pertama kalinya dalam waktu sekian lama, Arsenal tidak lolos ke kompetisi Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H