Sejak kecil, aku adalah penderita asma. Selain asma, aku juga memiliki rhinitis alergika atau radang selaput lendir hidung. ika sudah terpapar alergen (debu, dingin, kapuk, bau menyengat), mula-mula hidung akan terasa gatal. Lalu mulai bersin-bersin. Kalau sudah bersin, lama berhentinya. Bahkan sampai kram perut. Mata merah, pedas dan gatal. Hari-hari menjadi tidak produktif karenanya, sebab salah satu cara mengatasinya adalah istirahat total setelah minum obat. Buat diketahui, bersin ala rhinitis alergika berbeda dengan flu. Cairan yang dikeluarkan bening sekali dan sedikit---nyaris tak ada.
Rhinitis ini menjadi cobaan besar bagi pria kantoran dan tukang jalan-jalan sepertiku. Ruangan di kantorku ber-AC dan relatif dingin banget. Nggak lucu 'kan kalau lagi fokus bekerja tiba-tiba bersin-bersin... Begitu pula kalau lagi jalan-jalan. Bukannya menikmati pemandangan, malah menderita nan tersiksa dengan sakit di hidung.
Bagi penderita alergi sepertiku, pencegahan adalah yang utama. Cara mengatasinya adalah menjauhkan diri dari alergen dan meningkatkan daya tahan tubuh. Berbagai cara alami pun kucoba. Dan yang kini kulakukan rutin setiap hari adalah meminum madu. Dua kali sehari. Saat pagi (sahur selama bulan puasa) dan saat malam hari (berbuka bila puasa).Â
Dulu, mencari madu yang baik tidak semudah sekarang. Perlu menunggu panen madu hutan yang dijual pemburu madu dalam botol-botol bekas sirup. Madu-madu yang dijual di pasaran kebanyakan terlalu banyak kandungan gulanya, dan justru itu tidak terlalu baik untuk kesehatan. Namun sekarang, kualitas madu yang diperdagangkan sudah lebih baik. Ada banyak pembudidaya lebah yang memanen madu pula. Salah satu madu yang kujadikan andalan adalah KOJIMA.Â
Terus terang, sejak rutin mengonsumsi madu, ketahananku terhadap alergen relatif lebih baik. Tadinya, aku mudah kalah bila udara dingin khas Bogor menerpaku. Bangun tidur bukan segar yang kurasa, tapi hidung sudah terasa sakit dan meler. Dalam sekejap aku akan bersin-bersin.Â
Namun awas, cara penyajiannya jangan sampai salah. Jangan pernah langsung mencampurkan madu ke air panas. Ketika mencampurkannya, bentuk terbaik dan enzim yang ada di dalamnya bisa rusak. Dan bahkan beberapa hipotesis mengatakan, hal itu akan menjadi karsinogen. Karena itu, tunggulah sampai airnya hangat terlebih dahulu, baru campurkan madunya. Suhu terbaik berada di kisaran 35 derajat celcius.
Selain lemon dan wedang uwuh, madu juga akan sangat baik dicampur dengan cuka apel. Keduanya kaya antioksidan dan sangat berkhasiat mengatasi asam urat. Madu dan kayu manis juga bisa menjadi kombinasi sempurna. Mengonsumsi madu dan kayu manis secukupnya bisa menyehatkan jantung. Kombinasi ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat sehingga melindungi jantung dan pembuluh darah. Dalam jangka panjang, kombinasi keduanya dapat mencegah tumbuhnya sel kanker. Sensasi hangat pun bisa datang dari kombinasi madu dan cengkeh. Cengkeh memiliki fungsi antibakteri dan antiinflamasi. Saat dikombinasikan dengan madu, cengkeh bisa menjadi obat alami untuk mengatasi sakit tenggorokan dan sariawan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H