Bulan Ramadan disebut juga sebagai Syahrul Quran. Bulan Alquran. Di bulan ini, pada 17 Ramadan, Alquran diturunkan ke langit dunia. Allah Swt berfirman yang artinya : "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185).Â
Oleh karena itu, pada bulan Ramadan, banyak muslim berlomba-lomba membaca Alquran. Berusaha mengkhatamkannya, berusaha menjadi lebih dekat dengan Alquran. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).Â
Bulan Ramadan ini pula menjadi bulan paling tepat untuk mengajari anak-anak kita cinta pada Alquran. Bagaimana caranya?
Pertama, orang tua adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Ya tugas kita sebagai orang tua memberi contoh. Kita yang harus memulai, rajin mengaji setiap habis salat. Bukan menyuruh, tapi tidak pernah memberi contoh. Itu berbahaya. Anak bisa terbebani dengan Alquran. Sebaliknya, jika anak kita mendengar lantunan Alquran di rumah, terbiasa melihat orang tuanya membaca Alquran, ini semua akan melahirkan perasaan senang terhadap Alquran pada dirinya.
Kedua, jika anak masih balita, selain kita mengaji, seringlah menyetel lantunan ayat suci Alquran di rumah. Kembali lagi, ini akan membuat ia akrab dan menyenangi Alquran sejak dini.
Ketiga, ajarkan huruf hijaiyah dan surat-surat pendek. Waktu yang paling ideal di keluarga kami adalah waktu sebelum tidur. Orang tua berperan penting dalam mengenalkan huruf hijaiyah dan surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas dan An-Nas. Puji sang anak ketika bisa melakukannya.
Keempat, kalau anak sudah usia sekolah, masukkan ia ke Taman Pendidikan Alquran. Namun, karena pandemi, sediakan waktu kita untuk mengajarinya membaca Alquran di rumah. Bila masih terbata-bata, jangan ajarkan dengan amarah. Tuntun ia, bisa dengan cara menyimak kita mengaji, dan ia mengikuti. Tentu saja fase ini dilakukan ketika ia sudah mengenal huruf hijaiyah.
Kelima, memang sebelum ke Alquran, perlu bridging dengan Iqra untuk mengetahui "huruf sambung" dan berbagai variasi penulisan, bagaimana cara membacanya dengan baik dan benar. Setelah lancar, barulah membaca Alquran.
Terakhir, jika ia sudah cukup mengerti, berikan ia hikmah keutamaan membaca Alquran. Ajak ia berdialog apa saja tentang Alquran. Biasanya ia akan bertanya banyak, dan tugas kita sebagai orang tua adalah menyiapkan jawaban yang sesuai dalilnya. Misalnya, Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang selalu membaca Alquran dan mempelajari isi kandungannya serta mengamalkannya setiap hari. Memperbanyak membaca Alquran pun akan mengantarkan kemudahan ketika kita menghadap Allah SWT. Selain itu, rumah yang penghuninya selalu membaca Alquran saat bulan Ramadan atau hari-hari biasa lainnya akan dihadiri oleh malaikat.Â
Di sini berarti, mengajari anak membaca Alquran mengharuskan orang tua untuk belajar lebih banyak tentang Alquran itu sendiri. Yuk, saling belajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H