Nah, saya jadi teringat ucapan guru waktu SMP tentang lirik lagu Indonesia Raya. Perhatikan salah satu bagian lirik lagu wajib nasional tersebut:Â
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Yang disebut lebih dulu adalah bangunlah jiwanya. Di sini para bapak-bapak pendahulu kita itu sudah paham betul bahwa jiwa memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Dan itu harus dibarengi dengan membangun badan/fisik.
Dan ini kuaminkan karena sejak pandemi, untuk mengatasi pseudo-symptomps itu tadi aku membeli sepeda. Aku pun rutin bersepeda di sekitar rumah, tidak jauh-jauh juga untuk melepaskan stress. Gerak tubuh, gerak pikiran, ternyata seperti gerak air. Air yang keruh itu adalah air yang tidak mengalir. Begitu juga badan kita. Kalau tidak digerakkan akan ada proses yang membuat kotoran jiwa itu mengendap (selain kotoran fisik./penyakit).
Dan sebagai penutup, ada satu adegan paling menarik dalam drama ini. Yaitu usai kematian ayahnya, Moon Young terlihat memandang makam sang ayah. Sang Tae (yang autis) kemudian bertanya apakah Moon Young merasa sedih. Melihat Moon Young mengelak, Sang Tae langsung mengatakan, "Bersedih bukanlah hal yang memalukan."Â
Ya, kalau memang sedang merasa sedih, maka bersedihlah. It's Okay to Not Be Okay!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H