Bulan Ramadan selalu istimewa. Untuk menyambutnya pun, masyarakat memiliki tradisi atau kebiasaan tertentu. Ada yang sama dan ada yang berbeda di tiap daerah.
Di kampungku, Banyuasin,sepanjang yang kuingat ada beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di sana.
Pertama, menghias gapura dan gotong-royong menbersihkan lingkungan.
Biasanya warga rukun tetangga akan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh di bahu jalan dibabat habis. Selokan dibersihkan dari sampah dan tanah yang membuat permukaannya menipis. Selain itu, gapura yang ada dirias seindah mungkin. Hanya ada dua momen menghias gapura itu, saat menjelang hari kemerdekaan dan menjelang ramadan. Meski tampaknya setelah reformasi, kebiasaan itu makin lama makin ditinggalkan.
Kedua, berziarah kubur.
Ketiga, rantangan.
Template makanan isi rantang itu nasi putih, telur rebus, bihun goreng, tempe oreg, dan ayam yang biasa dimasak opor atau gulai. Itu makanan yang umum dilihat di dalam rantang. Bisa juga berbeda dengan menambahkan kue-kue misalnya.
Keempat, bubur suro.
Bubur suro sebenarnya adalah tradisi masyarakat Palembang, geser dikit dari Banyuasin. Bubur Suro ini dibagikan di Masjid al-Mahmudiyah atau Masjid Suro yang merupakan bangunan bersejarah Kota Palembang yang terletak di Jalan Ki Gede Ing Suro kelurahan 30 Ilir dan diperkirakan telah berusia dua ratus tahun.