Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tradisi-tradisi Menyambut Ramadan di Kampungku

18 Mei 2020   20:51 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:13 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan selalu istimewa. Untuk menyambutnya pun, masyarakat memiliki tradisi atau kebiasaan tertentu. Ada yang sama dan ada yang berbeda di tiap daerah.

Di kampungku, Banyuasin,sepanjang yang kuingat ada beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di sana.

Pertama, menghias gapura dan gotong-royong menbersihkan lingkungan.

Biasanya warga rukun tetangga akan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh di bahu jalan dibabat habis. Selokan dibersihkan dari sampah dan tanah yang membuat permukaannya menipis. Selain itu, gapura yang ada dirias seindah mungkin. Hanya ada dua momen menghias gapura itu, saat menjelang hari kemerdekaan dan menjelang ramadan. Meski tampaknya setelah reformasi, kebiasaan itu makin lama makin ditinggalkan.

Kedua, berziarah kubur.

Sumber: News detik
Sumber: News detik
Kuburan akan penuh. Para kerabat dari ahli makam akan datang berziarah kubur. Selain mendoakan yang telah meninggal (sebagai tradisi doa dari anak yang berbakti kepada orang tua), masyarakat akan membersihkan kuburan.

Ketiga, rantangan.

sumber: Cateringan di tokopedia
sumber: Cateringan di tokopedia
Rantangan ini juga sudah mulai memudar. Biasanya, anggota keluarga yang lebih muda akan mengantarkan rantangan ke anggota keluarga yang lebih dituakan.

Template makanan isi rantang itu nasi putih, telur rebus, bihun goreng, tempe oreg, dan ayam yang biasa dimasak opor atau gulai. Itu makanan yang umum dilihat di dalam rantang. Bisa juga berbeda dengan menambahkan kue-kue misalnya.

Keempat, bubur suro.

Bubur suro sebenarnya adalah tradisi masyarakat Palembang, geser dikit dari Banyuasin. Bubur Suro ini dibagikan di Masjid al-Mahmudiyah atau Masjid Suro yang merupakan bangunan bersejarah Kota Palembang yang terletak di Jalan Ki Gede Ing Suro kelurahan 30 Ilir dan diperkirakan telah berusia dua ratus tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun