Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Awas! Pembegalan Terjadi di Mana-mana

5 Mei 2020   20:42 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:56 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam kemarin, selepas Isya, satpam perumahan datang menagih uang keamanan. Di sela itu ia bercerita, di jalan masuk ke perumahan, selepas Subuh, ada percobaan pembegalan. Beruntung sang korban berhasil lolos.

Ndilalah, berselang pada malam itu, sebelum sempat diambil langkah antisipasi, terjadi lagi upaya yang sama oleh 4 orang begal. Sang korban sempat melawan dan berhasil meloloskan diri dengan membawa luka akibat kena celurit di tubuhnya.

Tiga tahun lebih sudah saya tinggal di sini, sering pulang malam, bahkan pernah tengah malam, melewati jalan yang sama. Namun belum pernah ada pembegalan.

Baru kali ini terjadi. Sesuatu yang salah tengah berlangsung. Masalah ekonomi tampaknya begitu nyata dan membuat banyak orang di luar sana nekat melakukan aksi kejahatan untuk memenuhi hajat hidupnya.


Ramadan kali ini berbeda. Selain krisis kesehatan, kita juga tengah menghadapi krisis sosial ekonomi yang nyata!

Saya harus lebih banyak bersyukur. Sebab, keputusan saya 10 tahun lalu untuk teguh menjadi PNS benar. Secara penghasilan, saya tidak terdampak krisis. Kecuali jika, pada satu titik Pemerintah tidak mampu lagi memenuhi hanya belanja rutinnya saja sehingga salah satunya memaksa berhemat dengan cara melakukan potongan penghasilan pegawainya.

Meski mungkin itu terjadi, aku tetap bersyukur, sebab ya penghasilan itu masih ada secara rutin. Dengan work from home toh, aku tak perlu mengeluarkan biaya untuk bensin, parkir motor, kereta, dan makan, plus capek bergelantungan di kereta dan waktu yang terbuang percuma.

Selain itu, buatku Ramadhan selalu sama. Selalu indah. Satu-satunya kedukaan adalah kenyataan bahwa kami tidak bisa mudik tahun ini. Ada juga rasa jenuh di rumah saja namun hal itu tertutupi dengan rasa syukur yang ada.

Bukan kesulitan justru, melainkan tantangann memerankan peran ayah seutuhnya. Pasalnya aku punya anak balita. Yang sedang cerewet dan lincah.

Tadi pagi, pukul 6 kira-kira, ia minta ditemani jalan pagi. Kami jalan kaki berdua. Sudah cukup jauh, dia minta gendong pulangnya. Sampai di rumah, dia minta bacain buku. Tiga buku cerita baru mau sudah dibacainnya. Setelah itu, minta main petak umpet. Kami pun bermain tiga ronde sebelum lanjut ke permainan yang lain.

Selama berkantor tak pernah kualami itu sebab seringnya aku pergi ketika ia tidur dan tak jarang pulang ketika ia sudah tertidur pula.

Lebih bersyukur lagi, berkat itu aku tak melewati jalan sepi menuju rumah. Dengan ancaman begal tadi. Bayangkan ketaktenangan hati melihat berita pembegalan terjadi dimana-mana akibat kesulitan ekonomi. 

Waspada dan jangan sampai itu terjadi menimap kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun