aku tidak tahu mana yang mendekati kebenaran
aku tidak tahu mana yang benar kurindukan
Bila malam tiba, ruang utama akan dihidupkan lampu Petromax. Menyenangkan mengingat caranya menghidupkan Petromax.Â
Di kamar-kamar akan dipasang lampu teplok (lampu semprong) yang dinyalakan bila sudah hendak tidur. Paling telat jam 9 kami sudah berangkat tidur.
Kalau mau berkunjung ke rumah tetangga, kami akan membawa obor. Kami menyebutnya oncor.
Pernah suatu malam aku berjalan bersama beberapa teman. Giliran aku yang memegang obor. Waktu itu jarak antara rumah ke rumah cukup jauh. Selebihnya hutan karet. Karena iseng, tiba-tiba temanku berteriak, "Awas, obornya ditiup setan" dan langsung berlari setelahnya. Aku yang ikut ketakutan lari terbirit-birit tanpa peduli bagaimana posisi obor.Â
Minyak di dalamnya bertumpahan. Akibat keisengan itu obor itu tak dapat digunakan sampai ke tujuan sehingga kami harus berjalan di tengah kegelapan malam tanpa nyala.
Aku pikir alangkah menyenangkannya jika anak-anak Jakarta mengalami kenangan seperti itu.
Jadi mungkin, biarlah... PLN tolong sering-sering rusak dan matikan lampu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H